Datang dari Brunei ke Magelang, Tri Terima UGR Tol Jogja-Bawen Segini

Datang dari Brunei ke Magelang, Tri Terima UGR Tol Jogja-Bawen Segini

Eko Susanto - detikJateng
Kamis, 12 Des 2024 15:56 WIB
Tri Wahyuni (43) yang datang dari Brunei Darussalam untuk menerima UGR di Balai Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Kamis (12/12/2024).
Tri Wahyuni (43) yang datang dari Brunei Darussalam untuk menerima UGR di Balai Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Kamis (12/12/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Tri Wahyuni (43) dari Brunei Darussalam harus kembali ke Magelang untuk menerima uang ganti rugi (UGR) tol Jogja-Bawen. UGR yang diterima tersebut dinilai tak sebanding dengan ongkos tiket PP Brunei Darussalam-Indonesia.

Diketahui, Tri memiliki tanah seluas 800-an meter persegi yang berada di Desa Senden, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Dari 800-an meter persegi itu, hanya 7 meter persegi yang terkena proyek tol Jogja-Bawen.

Karena itu, pihaknya menerima UGR sebesar Rp 8,8 juta. Pihaknya pun berharap semua terkena tol, namun justru yang terkena hanya bagian pojok saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya memang kebetulan lagi cuti (liburan) kenaikan sekolah (anak). Ya tidak menyangka dapat ini (UGR Rp 8,8 juta)," kata Tri kepada awak media saat berada di Balai Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kamis (12/12/2024).

"Yang kena 7 meter persegi. Tanah ini berupa sawah. Rasanya senang bisa (mendukung) pemerintah, menyukseskan dan melancarkan. Alhamdulillah bisa pulang," kata Tri.

ADVERTISEMENT

Proses dari awal hingga penerimaan UGR, kata Tri, berjalan dengan mudah. Pihaknya yang asalnya Dampit, Kecamatan Mertoyudan, memiliki tanah di Senden, Kecamatan Mungkid.

Kemudian dia berada di Brunei selama 20 tahun terakhir. Pihaknya ikut suaminya yang bekerja di perusahaan minyak dan gas.

"Saya ke sana (Brunei) tahun 2004. Kalau harga (beli) tanah (lupa) karena suami. Kalau nggak salah sekitar 800-an meter lebih berupa sawah. Yang kena itu bagian ujungnya," tuturnya.

Tri mengatakan, tiba di Indonesia pada, Jumat (29/11). Kemudian baru sampai di Magelang, Selasa (3/12).

Suasana pembayaran UGR di Balai Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Kamis (12/12/2024).Suasana pembayaran UGR di Balai Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Kamis (12/12/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Sebelumnya di Surabaya jalan-jalan dulu," ujarnya.

"(Nilai UGR) Nggak sebanding. Kalau kemarin itu, kita bertiga (istri, suami dan anak) sekitar Rp 20 juta. Saya, suami sama anak. (Rp 8,8 juta) Ya tetap disyukuri, Alhamdulillah. Harapannya kena semua, buat usaha," ujar dia.

Saat disinggung nilai UGR Rp 8,8 juta, kata Tri, rencana nanti mau dibagi-bagi buat saudaranya.

"Bagi-bagi saudara. Pulang ke Brunei 8 Januari. Ini di sana kenaikan (sekolah) libur satu bulan, balik," tuturnya.

Sementara itu, Kepala BPN Kabupaten Magelang, A Yani mengatakan, hari ini pembayaran UGR untuk 11 desa sebanyak 117 bidang.

"Dengan luas 62,3 hektare, rincian UGR lebih kurang Rp 118,9 miliar. Kita bersyukur ini ada seksi 3, 4 ada 11 desa kebetulan digabung di Desa Banyuurip," kata Yani.

Untuk 11 desa terdiri Girirejo, Purwodadi, Glagahombo dan Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo. Kemudian Desa Tampingan, Mejing, Sidomulyo dan Tampirkulon, Kecamatan Candimulyo.

Terus Desa Senden dan Bojong, Kecamatan Mungkid. Terakhir Desa Ngluwar, Kecamatan Ngluwar.

"Insyaallah kita jadwalkan lagi di minggu depan. Dari LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara) 85 bidang yang disetujui," pungkasnya.




(apu/afn)


Hide Ads