Islah Peternak-Pengusaha Usai Viral Buang Susu, Ini Kesepakatannya

Nasional

Islah Peternak-Pengusaha Usai Viral Buang Susu, Ini Kesepakatannya

Ilyas Fadilah - detikJateng
Selasa, 12 Nov 2024 10:53 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil memediasi peternak sapi perah dan industri pengolahan susu.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memediasi peternak sapi perah dan industri pengolahan susu. Foto: Kementan
Solo -

Buntut aksi viral buang susu hasil produksi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mempetemukan perwakilan pengepul dan peternak susu sapi. Kedua pihak sepakat berdamai.

Dilansir detikFinance, pertemuan itu dihadiri Bayu Aji Handayanto, peternak susu sapi sekaligus pengepul asal Pasuruan yang aksinya viral. Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) Sonny Effendhi juga tampak hadir.

Diketahui, belakangan ini ada aksi buang susu sebagai wujud protes para peternak dan pengepul susu lantaran adanya pembatasan kuota kiriman susu ke pabrik pengolahan. Hal ini terkait pada masalah kualitas pada susu sapi lokal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah pertemukan antara Industri dan peternak, pengepul tiga-tiganya sudah sepakat damai dan seterusnya," kata Amran di Kementan, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024), dikutip dari detikFinance.

Amran mengatakan, ke depannya akan ada kolaborasi dan pembinaan kepada peternak agar kualitas produknya sesuai standar.

ADVERTISEMENT

"Ini tadi katanya susunya standar kualitasnya belum memenuhi syarat sehingga pabrik tidak mau menerima. Nah, kemudian ke depan kolaborasi, saling membina agar standarnya sesuai keinginannya, tetapi yang terpenting standar apapun diterima ke depan, kecuali rusak atau ada campuran yang lain-lain tapi semua kualitas diterima," ujarnya, kemarin.

Permasalahan kualitas juga yang menyebabkan pemerintah mengimpor susu dari sejumlah negara. Amran juga meminta tidak ada lagi pembatasan kuota agar impor susu bisa ditekan.

"Poin penting yang kedua adalah peternak tidak dibatasi kuota agar impor ini kita bisa kurangi. Berapa saja yang bisa diproduksi kita bina sampai produksinya meningkat. Kemarin kan ada dibatasi dan seterusnya kami sudah minta tidak dibatasi produksi, tidak dibatasi kuota ke pabrik, sehingga meningkatkan pendapatan petani kesejahteraan petani kita," ucap Amran.

Menurut Bayu, kualitas susu lokal sebenarnya telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Tapi kualitas susu impor memang lebih tinggi dari susu lokal.

"Jadi kalau dari masyarakat Indonesia itu rata-rata susu dihitung dari total solid, standar kualitasnya SNI 11,5. Kami di desa-desa rata-rata mengirim ke Industri Pengolahan Susu itu rata-rata 12,5-12,8. Tapi kalau compare dengan impor, kualitasnya bisa di atas 13," kata Bayu.

"Mungkin dampaknya itu di end product. Kalau yang 12,5 per 1 liter cuma bisa jadi 5 produk, kalau 13 bisa jadi 6 produk," sambung dia.

Sementara itu Sonny menyebut jumlah susu yang ditolak industri sebenarnya semakin berkurang. Ia juga berharap ada kerja sama antara industri dan peternak untuk menjaga kualitas.

"Jadi ujungnya nanti ada kerja sama antara industri dan peternak supaya sama-sama jaga kualitas. Jadi jangan ditambah air, minyak goreng, sugar syrup, karbonat, gitu-gitu kan," kata Sonny.




(dil/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads