Banyak Untung! Petani Pati Raup Cuan Jutaan Per Pekan dari Tanam Tembakau

Banyak Untung! Petani Pati Raup Cuan Jutaan Per Pekan dari Tanam Tembakau

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 16 Sep 2024 16:26 WIB
Petani tembakau yang ada di Desa Mantingan Kecamatan Jaken, Pati, Senin (16/9/2024).
Petani tembakau yang ada di Desa Mantingan Kecamatan Jaken, Pati, Senin (16/9/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng.
Pati -

Petani padi di Desa Mantingan, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati beralih menanam tembakau di lahan sawah miliknya. Dia mengklaim hasilnya bisa mendapat uang jutaan rupiah per pekannya.

Dia adalah Zaenal Abidin (40), warga Desa Mantingan Kecamatan Jaken. Daerah mantingan sendiri berada di Pati bagian Selatan. Tidak jauh dari Pegunungan Kendeng.

detikJateng berkesempatan menemui dirinya yang telah sibuk mengeringkan daun tembakau yang telah dirajang. Tembakau itu dipanaskan di atas sebuah tempat dari bambu di depan rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam rumahnya juga terdapat banyak daun tembakau yang baru dipanen dari lahan sawah. Tembakau yang kering juga telah disiapkan untuk disetorkan ke Rembang.

Zaenal mengatakan mulai menanam tembakau sejak tahun 2018 silam. Awalnya dia seorang petani jagung dan padi. Namun tanaman jagung dan padi saat musim kemarau sering gagal karena kesulitan air.

ADVERTISEMENT

"Sejak tahun 2018, dulunya padi terus jagung," kata Zaenal kepada detikJateng, Senin (16/9/2024).

Setelah ada kemitraan dengan sebuah perusahaan di Rembang dia pun mencoba untuk menanam tembakau di sawahnya.

Ternyata menurutnya menanam tembakau banyak keuntungan yang ia dapat. Terutama saat musim kemarau, dia tetap bisa menanam tembakau meski kekurangan air.

Petani tembakau yang ada di Desa Mantingan Kecamatan Jaken, Pati, Senin (16/9/2024).Petani tembakau yang ada di Desa Mantingan Kecamatan Jaken, Pati, Senin (16/9/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

"Tanaman tembakau membutuhkan sedikit air, kalau jagung dan padi perlu banyak air. Kalau seperti musim kemarau sekarang kondisi air berkurang di sumur-sumur sawah," jelasnya.

Dia mengatakan tembakau yang baru dipanen disimpan di rumah selama 2 hari 2 malam. Setelah itu daun tembakau dirajang. Baru kemudian dijemur selama dua hari.

"Baru itu nanti di-packing per bal. Satu bal itu ukurannya 50 kilogram lalu dikirim ke Rembang," jelasnya.

Menurutnya harga tembakau saat ini kisaran Rp 35 ribu sampai Rp 42 ribu per kilogram tergantung dengan jenis dan kualitas. Harga itu terbilang lebih murah dibandingkan tahun lalu.

"Ini termasuk turun karena tahun kemarin Rp 40 ribu sampai Rp 48 ribu," jelasnya.

Zaenal mengaku panen tahun ini mendapatkan 3 kuintal tembakau. Padahal, tahun lalu dia bisa mencapai 5 kuintal per satu petak sawah miliknya.

Dia menuturkan mengirim 2 bal tembakau ke Rembang tempat perusahaan kemitraanya hari ini. Jika diuangkan, dia bisa mendapatkan kisaran Rp 2 jutaan.

"Ya saya dapat 2 bal ya langsung setor dua bal. Sepekan sekali," ungkap dia. "Biasanya satu bal kirim langsung kirim itu diuangkan sekitar Rp 2 juta, itu juga langsung kirim," lanjutnya.

Terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pati Sugiharto mengatakan beberapa warga petani di Jaken, Pucakwangi, Winong dan Gabus beralih ke tanaman tembakau. Menurutnya tanaman tembakau ternyata menjanjikan. Apalagi menurutnya tidak perlu membutuhkan air banyak saat musim kemarau.

"Sudah banyak yang menanam tembakau. Karena tembakau tidak butuh air banyak kayak padi. Hasilnya juga lumayan," kata Sugiharto kepada detikJateng.




(apl/apu)


Hide Ads