Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka suara setelah heboh di media sosial terkait bangunan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN). Diketahui, bangunan itu dikritik lantaran bangunan yang menyerupai Garuda saat mengepakkan sayap itu disebut mirip kelelawar karena warnanya hitam legam.
Perlu Proses Oksidasi
Menurut Basuki, nantinya bangunan Istana Garuda akan berubah sesuai desain awal berwarna hijau dan berkilauan. Namun, harus melalui proses oksidasi terlebih dahulu.
Dijelaskan lebih lanjut, Basuki menuturkan Nyoman Nuarta selaku desainer Istana Garuda mengatakan bangunan itu akan berwarna hijau seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Nantinya bangunan itu dilapisi cairan dan ketika terkena proses oksidasi akan berubah warnanya menjadi hijau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menurut Nyoman Nuarta itu nanti kalau kena oksidasi itu akan jadi hijau seperti GWK. Itu kan perunggu yang akan dikenai cairan, nanti dia beroksidasi menjadi lebih hijau menjadi seperti GWK," sebut Basuki ditemui di Kantor Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2024), dilansir detikfinance.
Meski begitu, Basuki mengungkapkan dirinya tidak mengetahui secara pasti berapa lama proses oksidasi dibutuhkan. Dirinya hanya menegaskan lamanya proses oksidasi sama seperti GWK.
"Iya (butuh waktu untuk oksidasi). Kayak yang di GWK lah itu berapa lama itu," tegas Basuki.
![]() |
Konsep Istana Garuda
Sementara itu dilansir detikcom, I Nyoman Nuarta sebagai desainer garuda di IKN sempat menjelaskan bahwa Istana Garuda dirancang sebagai sesosok rumah yang berasosiasi pada burung garuda.
"Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia," terang Nuarta, dikutip dari arsip Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Mei, 2022) pada Jumat (2/8/2024).
Nuarta menerangkan secara konsep dan bentuk, Istana Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai karya seni. Sementara secara teknologis, Istana Garuda memakai teknologi pembuatan patung yang sudah dipatenkan.
"Sosok burung yang berasosiasi pada garuda dalam Istana Garuda akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga, kuningan, galyalum dan kaca. Tembaga dan kuningan selanjutnya akan mengalami proses oksidasi, sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca yang matang," beber Nuarta.
Burung garuda raksasa dirancang dengan bentangan sayap sepanjang 177 meter dan tinggi 77 meter. Bilah sayapnya terbuat dari kuningan dan baja antikorosi yang diproduksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
(cln/ahr)