Mentan: Pompanisasi Solusi Tercepat Hadapi El Nino-Kekeringan

Mentan: Pompanisasi Solusi Tercepat Hadapi El Nino-Kekeringan

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 18 Jun 2024 21:10 WIB
Mentan Amran Sulaiman mengecek pompanisasi Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Selasa (18/6/2024).
Mentan kunjungi pompanisasi di Karangdowo, Klaten (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengecek pompanisasi di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Klaten. Andi Amran menegaskan program pompanisasi merupakan cara tercepat menghadapi ancaman El Nino.

Pantauan detikJateng, rombongan Mentan tiba pukul 16.30 WIB. Mentan diterima Bupati Klaten, Sri Mulyani dan Forkompimpda kemudian melihat pompa di tepi sungai Dengkeng dan ke sawah.

"Kita tahu sekarang kondisi El Nino, kondisi El Nino juga dalam waktu bersamaan kondisi kekeringan. Dua kondisi ini sangat mengkhawatirkan kita, sehingga solusi tercepat adalah pompanisasi, nggak ada solusi yang lain," kata Amran Sulaiman kepada wartawan saat mengecek pompanisasi air di sungai Dengkeng, Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Selasa (18/6/2024) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mentan Amran menyebut pompanisasi bertujuan untuk meningkatkan indeks tanam, yang biasanya hanya tanam satu kali bisa dua atau tiga kali.

"Yang biasanya hanya tanam satu kali bisa dua atau tiga kali, jadi ini solusi tercepat. Potensi di Jawa Tengah ini ada 267.067 hektare, kalau bisa dinaikkan IP 1 sampai 1,5 kita bisa mendapatkan luas panen 500 ribu hektare," papar Amran.

ADVERTISEMENT

Amran Sulaiman lalu mencontohkan 500 ribu hektare dikalikan enam ton hasil panen. Menurutnya, jika diwujudkan beras, maka akan ada tambahan stok dua juta ton beras.

"Kita bisa mendapatkan tambahan dua juta ton beras yang bisa menutup impor 50 persen. Maka kita cek satu persatu dan ini pompa bisa menyelamatkan pangan kita, khususnya padi," imbuhnya.

Program pompanisasi air itu juga yang rencananya akan dikunjungi Presiden Jokowi, Rabu pagi. Lokasi merupakan desa paling timur Kabupaten Klaten yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

Warga Berharap Dibangun Bendungan

Terpisah, warga setempat berharap wilayah tersebut dibangun bendungan. Menurut warga, dengan dibangun bendungan maka cakupan wilayah yang bisa teraliri air lebih luas.

"Harapannya itu sebenarnya bendung dibangun, itu akan lebih baik. Lebih bagus bendungan dibangun, itu bisa menjangkau seluruh wilayah Tumpukan," ungkap pengurus kelompok tani Dadi Mulyo, Desa Tumpukan, Darto.

Dia menjelaskan selama ini petani di Desa Tumpukan dan sekitarnya menggunakan sumber air dari Waduk Gajah Mungkur. Namun, air itu digunakan secara bergiliran.

"Karena bergilir ya kurang dan ini (pompa) untuk membantu. Dari Colo Barat hanya sampai bulan Oktober, MT (masa tanam) dua ditutup, kalau bisa ngejar ya sampai awal MT tiga," terang Darto.

Hal senada juga disampaikan Kades Tumpukan Suyamto.

"Lebih baik kalau diberi bendungan karena bisa mengantar ke lima desa dengan lahan sekitar 725 hektare. Selama ini njagake (mengandalkan) air waduk Gajah Mungkur yang tidak mampu mengairi sampai sini," terang Suyamto kepada detikJateng.

Menurutnya, air dari Waduk Gajah Mungkur tidak cukup untuk mengaliri pertanian di wilayahnya. Dia mengungkap sudah ada bendungan lama yang pernah dibangun di wilayahnya tapi kini rusak.

"Sudah ada tahun 1972 dibangun dan digunakan 1978. Karena arus banjir bendung goling, dibangun goling lagi, kalau dibangun bisa mencukupi Desa Tumpukan, Karangjoho, Ringin Putih, Demangan dan Tambak," pungkasnya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads