Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Magelang Lesu

Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Magelang Lesu

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 07 Jun 2024 12:50 WIB
Penjualan hewan kurban di Pasar Hewan Muntilan, Magelang, Jumat (7/6/2024).
Penjualan hewan kurban di Pasar Hewan Muntilan, Magelang, Jumat (7/6/2024).Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Penjualan hewan kurban khususnya sapi dan kerbau di Magelang mengaku penjualan mereka lesu menjelang Idul Adha 2024. Lesunya penjualan ini diduga karena faktor ekonomi dan menjelang penerimaan siswa baru masuk sekolah.

Salah satu pedagang sapi di Pasar Hewan Muntilan, Saroji (58), mengatakan tahun ini penjualan sapi ada penurunan bila dibandingkan tahun kemarin. Ia yang berasal dari Sleman itu setiap pasaran Kliwon (pasaran sapi tiap Kliwon dalam kalender Jawa) selalu berjualan di Pasar Hewan Muntilan.

"(Menurun) Kemungkinan ekonominya masyarakat. Kemungkinan banyak penampungan dari masyarakat sejak awal," kata Saroji saat ditemui di Pasar Hewan Muntilan, Jumat (7/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memiliki stok 180 ekor, kemudian harga berkisar antara Rp 21 juta-Rp 40 juta. Dari stok yang ada tersebut masih ada sekitar 40 ekor yang belum terjual.

"(Permintaan) Ada dari Magelang, Jogja dan wilayah Sleman. Bobotnya rata-rata kisaran dari 300 kg sampai 600 kg. Jenis limosin, simental dan Madura," ujar pedagang yang sudah berjualan sekitar 31 tahun.

ADVERTISEMENT

"Yang ramai (penjualan) berat 450-500 kg. Itu harga Rp 23 juta, Rp 24 juta sampai Rp 25 juta. Paling banyak di harga Rp 24 juta," kata Saroji.

Pihaknya mengatakan, pada Idul Adha tahun lalu stok yang dijual sampai 360 ekor. Sedangkan sekarang hanya 180 ekor.

"Ya lesu, ekonominya. (Barengan tahun ajaran baru) Iya kemungkinan itu juga," lanjutnya.

Penjualan hewan kurban di Pasar Hewan Muntilan, Magelang, Jumat (7/6/2024).Penjualan hewan kurban di Pasar Hewan Muntilan, Magelang, Jumat (7/6/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Hal senada disampaikan pedagang kerbau asalPurworejo,Prasetyo (40). Prasetyo mengatakan, penjualan tahun ini lebih sepi dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, salah satunya karena beberapa waktu lalu terjadi banjir di wilayah Pantura.

"Kemarin kan banjir (Pantura) berdampak sama ini anak masuk sekolah. Jadi, ada gimana, kurban banyak kurang masih banyak biaya (persiapan sekolah)," katanya.

Prasetyo menyampaikan, untuk kerbau dari Muntilan biasanya dikirim menuju Pati dan Kudus.

"Seminggu bisa 4 kali (mobil). Satu mobil 10 ekor, ya 100 ekor lebih sudah (kirim)," katanya.

Soal harga, Prasetyo mengatakan, kerbau yang ramai harga Rp 21 juta sampai Rp 25 juta. Kemudian yang paling mahal kerbau harga Rp 35 juta.

"Hari ini, saya bawa 15 ekor, sudah laku 4 ekor. Kebanyakan dikirim yang dibawa ke pasar ini hanya sisa. Kemarin (Kamis) dapat 32 ekor dari Jawa Barat (Cirebon, Tasikmalaya, Majalengka)," ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, Joni Indarto, melihat tren penjualan pada tahun lalu sampai 4600 ekor sapi. Kemudian untuk kambing sampai 12 ribu ekor lebih.

"Sebagian besar (stok) dari Magelang, ada juga dari luar, tapi nggak banyak. (Stok hewan kurban) Ada dari Candimulyo, Sawangan, Dukun. Kabupaten Magelang surplus, salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang produk sapinya banyak," ujar Joni.

Kata Joni, hewan kurban yang dibawa menuju luar Magelang akan diberikan surat keterangan sehat.

"Dilakukan pemeriksaan kesehatan," pungkasnya.




(cln/apl)


Hide Ads