Panen Raya, Petani Klaten Curhat Harga Gabah Turun

Panen Raya, Petani Klaten Curhat Harga Gabah Turun

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 26 Apr 2024 17:55 WIB
Harga gabah kering mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp 5.500 per kilogram menjadi Rp 7.000. Hal ini karena panen padi terdampak kemarau.
Ilustrasi gabah. Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IZFALDI
Klaten -

Para petani di Klaten mengeluhkan harga gabah kering panen (GKP) yang anjlok saat panen kali ini. Harga GKP di tingkat petani hanya di kisaran Rp 5.000 per kilogram dari panen sebelumnya yang sempat Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram.

"GKP dari sawah sekarang Rp 5.000 per kilogram. Itu pun masih melihat rendemennya (kadar air)," ungkap Zainal, pemilik penggilingan gabah di Desa Duwet, Kecamatan Ngawen kepada detikJateng, Jumat (26/4/2024) siang.

Dijelaskan Zainal, harga itu turun dari harga musim panen sebelumnya yang mencapai Rp 6.000- Rp 7.000 per kilogram. Penurunan disebabkan saat ini semua wilayah panen raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini semua wilayah sudah panen raya, bahkan ada yang mulai tanam. Kalau gabah kering giling (GKG) di kisaran Rp 7.000 per kilogram karena memang hujan juga masih terus turun, untuk mengeringkan susah," jelas Zainal.

Harga beras, imbuh Zainal, juga terimbas turun. Jenis IR 64 yang sebelumnya sampai Rp 14.000- Rp 15.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram.

ADVERTISEMENT

"Beras IR 64 sekarang Rp 12.000 per kilogram. Ya karena panen, Jawa barat juga masuk April sudah panen raya," pungkas Zainal.

Joko Sutarno, petani di Desa Kupang, Kecamatan Karangdowo menyatakan GKP di wilayahnya masih lebih baik Rp 5.300 per kilogram. Namun di Kecamatan lainnya ada yang Rp 5.000 saja tidak sampai.

"Di kecamatan sebelah ada yang cuma ditawar Rp 4.900 per kilogram. Untuk harga GKG masih di atas Rp 6.000 per kilogram," jelasnya kepada detikJateng.

Saat ini, sebut Joko, penebas juga ragu untuk membeli padi siap panen karena harga terus jatuh. Ada yang menarik uang muka karena takut rugi.

"Ada yang menarik uang panjar karena takut rugi karena harga terus turun, semua panen. Beda dengan panen sebelumnya (November-Januari) harga tinggi," katanya.

Bangun, petani warga Karangnongko mengatakan tebasan juga turun drastis. Satu patok awal tahun masih bisa tembus Rp 12 juta, sekarang hanya Rp 7-8 juta.

"Sekarang cuma Rp 7-8 juta se patok. Ini lebih baik saya bawa pulang, GKP juga turun," ungkapnya kepada detikJateng.

Diwawancarai terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Lilik Nugraharja menyatakan April memang panen raya. Luasan panen mencapai sekitar 17.000 hektare.

"April panen raya luasannya sekitar 17.000 hektare. Untuk harga GKP memang Rp 5.000- 5.300 per kilogram, jika GKP turun harga beras juga ikut turun," ungkap Lilik Nugraharja kepada detikJateng.




(ahr/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads