Harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Boyolali mulai turun sekitar Rp 500 sampai Rp 1.500 per kilogram. Berikut penuturan pedagang beras di Pasar Boyolali dan Pasar Mangu.
"Iya, harga beras turun. Sudah dua minggu lalu, tapi habis itu sampai sekarang nggak turun lagi," kata pedagang sembako di pasar Boyolali, Heni Nila Sari, kepada para wartawan Selasa.(26/3/2024).
Heni menyebut hanya beras kualitas medium yang turun harga. Penurunan harga beras baru terasa jika membeli dalam jumlah banyak. Seperti beras 25 kilogram yang awalnya Rp 405 ribu turun jadi Rp 385 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, penurunan harga beras medium berkisar Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kilogram. Sedangkan beras kualitas premium tidak mengalami penurunan harga.
"Beras yang tidak bisa turun (harga) itu mentik wangi sama ketan," ujar Heni.
Dikemukakan dia, beras mentik wangi dan angsa masih Rp 85 ribu per 5 kilogram atau Rp 17 ribu per kilogram.
"Kalau beras yang program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) itu murah, Rp 54.500 per 5 kilogram," imbuh dia.
Harga beras turun juga terjadi di Pasar Mangu, Ngemplak, Boyolali. Pedagang beras di Pasar Mangu, Arian Wijayanto, mengatakan penurunan harganya berkisar Rp 500 sampai Rp.1.000 per kilogram.
"Ini harga beras mulai berangsur turun. Cuma penurunan ini belum banyak," kata Arian Wijayanto.
Beras medium yang semula Rp 16 ribu/kg turun jadi Rp 15 ribu/ kg. Adapun beras premium atau beras jenis mentik wangi masih Rp 17 ribu per kilogram.
Arian menduga turunnya harga beras ini karena sudah banyak wilayah yang panen padi. Tapi menurut dia panenan kali ini tak serentak dan banyak tanaman padi yang diserang hama.
Turunnya harga beras ini disambut gembira pembeli. "Ya lumayan lah, beras kan kebutuhan pokok. Setiap hari makannya beras," kata salah satu pembeli di Pasar Boyolali, Sri Lestari.
(dil/ams)