Jelang Lebaran, Produksi Bakpia Rumahan di Bayat Klaten Panen Cuan

Jelang Lebaran, Produksi Bakpia Rumahan di Bayat Klaten Panen Cuan

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 26 Mar 2024 14:18 WIB
Proses produksi UMKM bakpia di Dusun Winong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Selasa (26/3/2024).
Proses produksi UMKM bakpia di Dusun Winong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Selasa (26/3/2024). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1445 H, produksi kue bakpia skala UMKM atau rumahan di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, ikut panen cuan. Permintaan kue berbahan utama tepung terigu, gula, margarin, dan kacang hijau itu meningkat dua kali lipat.

"Naik dua kali lipat. Hari biasa paling per bulan 7.000 dus tapi puasa ini paling 14.000-15.000 dus karena kita UMKM mengingat modal," ungkap pemilik usaha Bakpia 53 dan Pesona Jogja, Yanto (43) di rumahnya Dusun Winong, Desa Krakitan, Selasa (26/3/2024) siang.

Dijelaskan Yanto, kenaikan permintaan tersebut biasa terjadi di momen Lebaran. Untuk harga satu dus berisi 20 bakpia relatif murah karena masih antara Rp 30.000-Rp 40.000.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau harga jual toko di antara Rp 30.000-Rp 40.000 tergantung variasi rasanya. Variasi rasa ada kacang hijau, original, ubi ungu, ubi madu, durian dan lainnya," jelas Yanto.

Bakpia Yanto ini merambah pasar di sekitar Klaten bahkan juga sampai Jakarta. Pemasaran langsung keliling ke berbagai wilayah, dari toko ke toko.

ADVERTISEMENT

"Kita kelilingan ke pasar-pasar tradisional, pusat oleh-oleh, rest area, toko dan paling jauh pernah ke Jakarta. Untuk tenaga kerja ya tetangga sekitar karena di desa cari kerja susah," terang Yanto.

Menurut Yanto, karena pesanan dan permintaan meningkat di momen Lebaran jumlah tenaga kerja ditambah. Hari biasanya paling 10 orang tapi Lebaran ditambah.

"Biasanya paling 10 orang tapi Lebaran ini ada tenaga tambahan, ya yang pada nganggur mocok (tidak tentu) untuk membantu. Omzet tidak bisa ditentukan karena sistemnya kita titip jual, kadang dapat kadang tidak,'' sebut Yanto.

Proses produksi UMKM bakpia di Dusun Winong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Selasa (26/3/2024).Proses produksi UMKM bakpia di Dusun Winong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Selasa (26/3/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Disampaikan Yanto, selain momen Lebaran, kenaikan permintaan biasanya terjadi saat musim liburan dan Natal-Tahun Baru. Selain keliling, ada juga pembeli yang diantar atau datang ke rumah.

"Banyak sekali, bahkan yang sudah tahu ada yang dari Medan, nginap di mana pesanan kita antar ke hotel. Ada yang dari Solo ke sini, mau balik Jakarta langsung ke sini," papar Yanto.

Yanto yang merintis usahanya tahun 2007 itu mengakui bakpia masih lekat dengan nama Yogyakarta. Tetapi produksinya tidak kalah dengan brand bakpia asal Yogyakarta.

"Brand bakpia yang terkenal dari Jogja tapi daerah manapun ada, kue pia itu dimana pun ada, Jatim ada, Semarang ada tapi rejeki sudah diatur. Kalau arus mudik ramai ya ramai," imbuh Yanto.

Ditambahkan Yanto, UKM seperti dirinya sangat berharap kepedulian pemerintah. Sebab ekonomi Indonesia tanpa UMKM tentu juga tidak bisa tegak.

"Tolonglah dirangkul UMKM di desa-desa karena tanpa UMKM ekonomi juga tidak jalan, ya harapannya kepedulian pemerintah," pungkas Yanto yang mengaku sempat terpuruk saat pandemi COVID itu.

Istri Yanto, Vernika Wahyuni menyatakan untuk melayani peningkatan permintaan masuk awal puasa sudah mulai menaikkan produksi. Tenaga kerja sudah ada yang lembur.

"Mulai puasa sudah mulai lembur produksi agak banyak. Selain keliling ada lewat paket, pernah kirim ke Lampung," ungkap Vernika.




(aku/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads