Sarung Goyor Magelang Laris Manis Saat Ramadan, Tembus Ekspor ke Saudi

Sarung Goyor Magelang Laris Manis Saat Ramadan, Tembus Ekspor ke Saudi

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 22 Mar 2024 13:04 WIB
Produksi sarung goyor Magelang. Dalam sebulan perajib bisa membuat 10-15 kodi dan diekspor hingga ke Arab Saudi.
Produksi sarung goyor Magelang (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Sarung goyor laris manis diburu saat puasa Ramadan. Produksi sarung goyor ini pun tembus ekspor hingga ke Arab Saudi.

Di Kota Magelang ada salah satu perajin sarung goyor. Di mana proses pembuatan sarung goyong ini menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Pembuatan sarung goyor ini telah berlangsung sejak tahun 1950-an dan kini dikelola generasi ketiga.

"Permintaan naik, tapi hasil tidak bisa naik (produksi). Puasa dan tidak, tetap 10-15 kodi (per bulan), (peningkatan) 50 persen lebih," kata perajin sarung goyor Cap Botol Terbang, Umar Saleh Al Katiri (60), kepada wartawan di sela-sela memproduksi, Jumat (22/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umar mengatakan selama puasa ini permintaan sarung goyor meningkat. Namun, Umar mengaku produksinya tidak ditambah karena kendala teknis.

"Pokoknya minta lebih kencang (pembeli) daripada hari biasa, tapi kita tetap (produksinya). Kita tidak bisa nambah, manual semua. Seperti kemarin hujan, ya tidak bisa jemur," jelas Umar.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan produksi satu sarung membutuhkan waktu sampai dua hari. Dia menyebut tiap bulannya produksi sarung mencapai sekitar 10-15 kodi. Setelahnya sarung produksinya itu diedarkan agen di Magelang dan Muntilan.

"Saya jual ke agen per kodi, kisaran Rp 14 juta. Per buah berarti sekitar Rp 700-an ribu," ujarnya.

Produksi sarung goyor Magelang. Dalam sebulan perajib bisa membuat 10-15 kodi dan diekspor hingga ke Arab Saudi.Produksi sarung goyor Magelang. Dalam sebulan perajib bisa membuat 10-15 kodi dan diekspor hingga ke Arab Saudi. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Sarung Juga Diekspor ke Arab Saudi

Dia menerangkan bahan baku benang didatangkan dari China atau India. Sarung goyor ini bahkan juga diekspor menuju Arab Saudi.

"(Permintaan luar negeri) Arab Saudi. Saya sendiri tidak pernah mau ditarget, sebulan berapa. Saya nggak mau. Seadanya saya kirim. Ini kerajinan, kalau dioyak-oyak ya bisa, tapi hasilnya jelek. Rata-rata sebulan 10-15 kodi yang ke luar (ekspor). Itu ditambah sarung adik saya Solo digabung," kata Umar.

Dia menyebut sarung yang bakal diekspor ke Magelang dikirim dulu ke Solo. Nantinya, produksi sarung buatan Umar digabung dengan produksi adiknya baru diekspor ke Arab Saudi.

"Kalau Ramadan, kita berhenti ekspornya. Kita mengutamakan lokal. Habis Lebaran, kita ke luar lagi," katanya.

Dia menyebut sarung goyor buatannya memiliki keunikan di motifnya yang khas.

"Motifnya kita juga khas, motif botol. Penggemarnya ada. Mungkin kualitas juga, kalau dipakai ndak mulur," pungkasnya.




(ams/apl)


Hide Ads