Penjualan kolang-kaling selama Ramadan di wilayah Magelang meningkat. Banyak masyarakat yang menggunakan buah aren itu sebagai menu berbuka puasa.
Peningkatan ini seperti yang dirasakan oleh pedagang di Pasar Muntilan, Magelang. Bahkan, dalam satu minggu ini pedagang bisa menjual kolang-kaling hingga lebih dari 100 kilogram.
Salah seorang penjual kolang-kaling di Pasar Muntilan, Kabupaten Magelang, Tri (60) mengatakan, ada peningkatan penjualan kolang-kaling selama Ramadan. Terhitung sejak awal puasa hingga sekarang sudah menghabiskan 100 kilogram kolang-kaling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seminggu ini kalau 100 kg sudah habis. Kalau stok habis tinggal telepon, nanti dikirim," kata Tri kepada wartawan di Pasar Muntilan, Selasa (19/3/2024).
Tri mengatakan ada dua jenis kolang-kaling yang dijualnya, yakni dari Sumatera dan Temanggung. Ada perbedaan ukuran antara kedua jenis kolang-kaling tersebut.
"Kalau kolang-kaling yang ukuran besar dari Sumatera. Terus yang ukuran kecil dari Temanggung," ucapnya.
Tri mengatakan, dengan adanya peningkatan permintaan, maka harga kolang-kaling pun juga mengalami kenaikan. Jika sebelum Ramadan harganya Rp 15 ribu per kilogram. Sekarang bisa mencapai Rp 20 ribu per kilogramnya.
"Sekarang per kilo Rp 20 ribu. Puasa lebih meningkat (penjualan). Kalau hari biasa untuk sate kolang-kaling saja," ujarnya.
Pedagang lainnya, Siti (30) mengaku, menjual kolang-kaling hanya saat Ramadan. Untuk per hari rata-rata menjual 15 kilogram sampai 20 kilogram. Kemudian saat disinggung soal omzet, Siti mempersilakan untuk menghitung sendiri.
"Saya menjual kolang-kaling hanya di bulan puasa saja, ya karena ramai (pembeli). Sehari rata-rata habis 15 kilogram sampai 20 kilogram," ujar Siti.
Kolang-kaling yang dijual dipasok dari Temanggung. Kemudian harga per kilo Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu.
"Harga sekarang per kilo Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu. Kalau cincau per kilo Rp 10 ribu," ujar dia.
Salah satu pembeli kolang-kaling, Egadia (27) mengaku membelinya untuk dibuat kolak.
"Saya milih yang jenis kolang-kaling dari Temanggung karena ukuran lebih kecil. Kebetulan di rumah punya keponakan yang masih kecil biar bisa ikut menikmati," kata Egadia.
(apl/ams)