Ramadan membawa berkah. Itulah yang dirasakan para penjual kolang-kaling di Desa Ciberung, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Saat bulan Ramadan seperti sekarang ini, para penjual kebanjiran pesanan kolang-kaling.
Eli (43) salah satu penjual kolang-kaling menjelaskan saat ini dirinya mampu menerima pesanan mencapai 200 kg per hari. Padahal di hari biasa penjualannya tidak tentu.
"Saya beli bahannya dari petani pohon aren. Alhamdulillah ini sehari bisa sampai 200 kg. Biasanya setiap hari kadang laku-kadang nggak. Paling banter ya produksi 100 kg (untuk beberapa hari)," kata Eli kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk dapat memenuhi kebutuhan pemesan, dirinya sampai mempekerjakan tetangga yang sedang menganggur. Karena jika tidak, untuk memenuhi pesanan pasar bisa tidak terkejar.
"Ini saya ngajak tetangga buat bantuin. Karena banyak pesanan," terangnya.
![]() |
Kolang-kaling merupakan bahan makanan yang biasanya menjadi isian es campur atau pun es buah. Teksturnya yang kenyal dan dingin membuat isian es tambah komplit. Terlebih untuk berbuka puasa.
Meski begitu, ia saat ini kesulitan untuk mencari bahan baku. Pasalnya di wilayah Kabupaten Banyumas pohon aren sudah terbatas. Ia terpaksa mengambil bahan baku dari daerah lain.
"Permintaannya banyak tapi untuk mencarinya sulit. Sangat kewalahan. Karena di sini sudah jarang pohonnya. Kita harus mencari keluar dari Banyumas kaya di Brebes atau Cilacap. Di sana biasanya masih banyak bahannya," jelasnya.
Eli menjual kolang-kaling dengan harga Rp 16 ribu per kilogram. Dalam sehari ia bisa meraup omset jutaan rupiah.
"Saya jualnya Rp 16 ribu per kilo. Yang beli biasanya pedagang di pasar atau penjual es buah. Alhamdulillah satu hari bisa dapat pemasukan Rp 3 juta," ungkapnya.
![]() |
Sementara itu, Lia (38) warga Kecamatan Cilongok mengaku membeli kolang-kaling untuk campuran es buah. Ia biasa membeli untuk langsung dibuat juga untuk stok beberapa hari ke depan.
"Ini beli 3 kilo sih. Buat beberapa hari ke depan. Karena kalau buat es campur sendiri lebih hemat. Bisa buat orang banyak, kalau lebih ya kadang kirim untuk tetangga juga," ujarnya.
(apl/apl)