Investasi di Jateng Melonjak, Lapangan Kerja Baru Terus Meningkat

Hana Nushratu Uzma - detikJateng
Rabu, 13 Mar 2024 14:54 WIB
Foto: Pemprov Jawa Tengah
Jakarta -

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus berupaya menekan angka pengangguran. Di tengah gejolak ekonomi global, Pemprov Jateng terus mendorong penciptaan lapangan kerja.

Salah satu yang digenjot adalah melalui sektor investasi. Sebab, sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja, masih banyak menjadi ketertarikan investor untuk menanamkan investasi di Jateng.

Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, nilai investasi di provinsi ini terus melonjak. Nilai investasi selama 2023 mencapai Rp 77,02 triliun, jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp 68,4 triliun, pun pada 2021 hanya mencapai Rp 59,79 triliun.

Sejumlah sektor yang banyak diminati investor di antaranya industri barang dari kulit dan alas kaki, mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, optic, tekstil, perumahan, kawasan industri, perkantoran, mineral non logam, transportasi, gudang, makanan, jasa, dan lainnya.

Daerah yang banyak diminati investor untuk menanamkan investasinya pada 2023, di antaranya Kendal, Batang, Kota Semarang, Jepara, Kabupaten Tegal, Klaten, Demak, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Cilacap.

"Investasi di Jateng menjadi salah satu sarana meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jateng," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jateng Sumarno, dalam keterangan tertulis, Rabu (13/3/2024).

Sumarno mengatakan upaya menarik investor menjadi cara yang efektif untuk mengatasi problem pengangguran dan kemiskinan di wilayahnya.

Pernyataan itu bukan isapan jempol belaka. Masih menurut data DPMPTSP Jateng, investasi yang masuk selama 2023 di wilayahnya mampu menyerap sebanyak mencapai 280.643 orang tenaga kerja. Jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan pada 2022 yang mencapai 215.775 orang tenaga kerja.

Tingginya penyerapan tenaga kerja itu lantaran sektor padat karya masih menjadi keunggulan investasi di Jawa Tengah. Dampaknya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di wilayah ini pada tahun 2023 sebesar 5,13%, atau lebih kecil dari pada TPT nasional sebesar 5,32%.

Ke depan, Jawa Tengah bakal terus memberikan perhatian pada sektor manufaktur. Hal tersebut terlihat dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2025-2045 yang menempatkan sektor pangan dan industri sebagai prioritas.

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan sebagai penumpu industri nasional, arah kebijakannya adalah peningkatan produktivitas industri pengolahan, pengembangan industri bahan baku lokal; penguatan integrasi rantai pasok antar industri didukung ketersediaan infrastruktur konektivitas dan logistik pendukung industri; hilirisasi Industri; serta peningkatan penumbuhan kawasan industri/ kawasan peruntukan industri baru.

"Penumbuhan kawasan industri/Kawasan Peruntukan Industri (KPI) saat ini seluas kurang lebih 55.011 hektare berada di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah," kata Nana.

Saat ini, Pemprov Jateng terus menggenjot peningkatan investasi, baik dari penanaman modal dalam negeri maupun asing. Seiring dengan upaya peningkatan tersebut, kesiapan infrastruktur menjadi sebuah keniscayaan, karena merupakan salah satu daya tarik investor untuk menanamkan modalnya.

"Kami terus melakukan langkah-langkah untuk menarik investasi dari penanam modal asing ataupun dari lokal," kata Nana.

Nana mengaku dirinya mendengar ada beberapa perusahaan lokal, yang merencanakan relokasi dari Jabodetabek ke Jawa Tengah, bahkan ada juga beberapa perusahaan-perusahaan asing, seperti dari China dan Korea akan masuk ke Jawa Tengah.

Klik halaman selanjutnya >>



Simak Video "Pilah-pilih Investasi yang Cocok untuk Pemula, Apa Ya?"

(ncm/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork