Jelang Puasa, Harga Bunga Tabur untuk Makam di Klaten Melejit

Jelang Puasa, Harga Bunga Tabur untuk Makam di Klaten Melejit

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 07 Mar 2024 13:20 WIB
Penjual bunga tabur musiman di kota Kecamatan Delanggu, Klaten pada Kamis (7/3/20224).
Foto: Penjual bunga tabur musiman di kota Kecamatan Delanggu, Klaten pada Kamis (7/3/20224). (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten - Harga bunga tabur untuk ziarah kubur maupun tradisi Sadranan di Klaten terus melejit. Harga bunga tabur mawar kini menjadi Rp 125.000 per kilogramnya.

"Harga sekarang Rp 125.000 per kilogram. Ya ikut naik karena pedagang yang lain juga naikkan harga ," ungkap Parnu, penjual bunga tabur di Kota Kecamatan Delanggu kepada detikJateng, Kamis (7/3/2024) siang.

Dikatakan Parnu, harga bunga tabur seminggu sebelumnya maksimal hanya di Rp 100.000 per kilogramnya. Tapi karena mendekati puasa harga terus naik.

"Ya biasa ikut naik karena ziarah semakin ramai, kan tidak setiap hari. Yang ramai cuma mau puasa, setelah itu kan pas puasa tidak jualan lagi," jelas warga Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali itu.

Yuli, pedagang bunga tabur di jalan Ceper-Pedan, dekat Pasar Klepu mengatakan semakin mendekati puasa harga bisa terus melejit. Kenaikan harga bunga tabur disebabkan tradisi Sadranan yang mayoritas seminggu sebelum puasa.

"Biasanya ya terus naik menjelang puasa, tahun lalu bisa sampai Rp 200.000 per kilogram. Apalagi sembako kan juga naik," katanya kepada detikJateng.

Untuk pembelian, sebut Yuli, bunga tabur biasanya tidak ada satu kilogram. Warga yang membeli biasa hanya setengah ons, seperempat atau satu plastik kresek.

"Membeli biasa hanya setengah ons, seperempat atau satu plastik kresek. Jadi bukan satu kilogram seperti beli beras yang harganya sempat sampai Rp 16.000, ya masyarakat tidak terlalu terasa kalau harga bunga,' jelas Yuli.

Seorang warga, Tatik mengatakan membeli untuk ziarah malam Jumat. Harga naik sudah biasa terjadi saat mendekati puasa Ramadan.

"Biasanya memang harga naik, besok tambah naik karena banyak Sadranan dan ziarah. Kalau hari biasa ya ada yang ziarah kubur tapi kan tidak banyak, ini Nyadran dari mana-mana pulang," kata Tatik di penjual bunga kota Delanggu.


(apu/cln)


Hide Ads