Penutupan Jalan Sumpah Pemuda dan Jalan Ki Mangun Sarkoro, Solo, membuat akses pengendara untuk melewati Simpang Joglo terbatas. Hal itu ternyata berimbas pada menurunnya pembeli di Pasar Darurat Joglo.
Pantauan detikJateng di sekitar Simpang Joglo, Kamis (18/1/2024) siang, tampak penutupan jalan membuat para pengendara harus mengambil jalan memutar yang lumayan jauh. Siang ini tampak hanya ada 1-3 pembeli di pasar darurat yang terletak di sisi utara Jalan Sumpah Pemuda, Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo itu.
Salah satu pedagang Pasar Darurat Joglo, Ngadinem (73) mengatakan, penutupan dua jalan itu membuat pembeli di lapaknya semakin sepi. Perempuan yang menjual pisang itu mengaku mengalami penurunan pendapatan hingga 40 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya ada kekurangan, itu marakne yo dalanne (membuat jalannya) ditutup total kayak gitu (kendaraan) nggak bisa lewat, ya sepi, ya," ungkap Ngadinem saat ditemui wartawan di lapaknya, Kamis (18/1/2024).
![]() |
Warga asli Gondangrejo, Karanganyar itu biasa membuka lapak sejak pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Selama kedua jalan ditutup, ia pun tetap membuka lapak hingga pukul 17.00 WIB meski pembeli yang datang sangat sedikit.
"(Biasanya) Banyak pembeli-pembeli kalau pulang dari kantor-kantor lewat sini. Kalau sore kan beli pisang, ya (sekarang) ndak bisa lewat," ungkapnya.
"Yang dari Banyuanyar itu nggak bisa ke sini, (sekarang) pelanggan-pelanggan belinya ke Nusukan, (karena) repot muternya," sambungnya.
Ia mengatakan beberapa pedagang pun menutup dagangannya di Pasar Darurat Joglo dan berpindah ke Pasar Nusukan, karena sepinya pembeli. Hal itu pun terlihat dari banyaknya lapak yang tutup di sepanjang Jalan Sumpah Pemuda itu.
"(Lapak) Yang nganggur banyak itu, yang nganggur-nganggur. Dari pas pindah dari sana (pendapatannya) menurun, ini karena ditambah ditutup, ya menurun lagi," ujarnya.
![]() |
Hal serupa dikatakan Sri Rahayu (63) pedagang di Pasar Darurat Joglo. Ia berkali-kali mengatakan bahwa pembeli di pasar darurat yang terletak di depan Makam Bonoloyo itu sangat sepi usai ditutupnya kedua jalan.
"Sepi, sepi, sepi. Nggak ada orang, mboten enten tiyang. Sebelumnya di Pasar Joglo sana, pinggir yang dibangun itu. sekarang pindah sini. Semenjak ditutup ini sepi nggak ada orang. Sepi, ndak ada pembeli. Pisang-pisang nggak ada yang beli," ungkapnya.
Ia mengatakan lapaknya sudah mulai ramai setelah pindah dari Pasar Joglo lama. Akan tetapi karena dua jalan ditutup untuk pengerjaan Underpass Joglo, pembeli kembali sepi.
"Kemarin-kemarin masih ramai baru pas ini mulai ditutup dalane (jalannya) buntu, sepi. Ada yang tutup-tutup juga, ke sana (arah timur) semuanya tutup," terangnya.
Wagiman (63), penjual sembako di Pasar Darurat Joglo pun mengaku mengalami penurunan pendapatan hingga 60 persen. Ia menuturkan pembeli tampak menurun beberapa hari terakhir, sejak ditutupnya Jalan Sumpah Pemuda dan Jalan Ki Mangun Sarkoro.
"Berapa persen ya 60%. Kalau pendapatannya tetep mudun (turun), mudunnya banyak, yang dari sana ndak bisa ke sini, dari sana ya paling ke Pasar Nusukan," tuturnya.
Wagiman mengaku belum mengetahui hingga kapan penutupan kedua jalan. Selama ini ia harus melewati jalan-jalan perkampungan untuk memasok barang dagangannya.
Oleh karena itu, Wagiman berharap jalan bisa segera dibuka agar pembeli bisa kembali mudah mengakses jalan dan menuju Pasar Darurat Joglo. Sebab selama ditutup, pembeli yang datang hanyalah warga setempat.
"Harapannya dibuka lagi, nanti kalau sudah dibuka kan ya mestinya lancar-lancar semuanya. Ini nanti pindah pasarnya kok, ke sana, SMP 18. Tapi ndak tahu mulai kapan, itu pasar tetapnya," tuturnya.
Diwawancara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo Heru Sunardi mengatakan bahwa pihaknya sudah memperjuangkan agar pengerjaan Pasar Joglo bisa ditunda sampai semua proyek selesai. Sehingga Pasar Darurat Joglo masih bisa dibuka, dan pedagang ke depannya tidak perlu tutup terlalu lama.
"Kalau dari Disdag kemarin hanya memperjuangkan supaya pekerjaan yang berada di Pasar Darurat untuk Pasar Joglo depan Makam Bonoloyo itu untuk ditunda paling belakang, atau prioritas pekerjaan lainnya sudah selesai baru ke situ. Sehingga pedagang tidak terlalu lama tutupnya," tutur Heru saat dihubungi detikJateng.
"Lah kalau sepi ya karena kondisi seperti itu. Tapi kan masyarakat di sekitarnya tetap masih bisa belanja di situ," sambungnya.
(rih/ams)