Pasar Kembang Kota Solo kini ramai dikunjungi muda-mudi usai banyaknya video yang berisi konten berkunjung ke Pasar Kembang bertajuk 'Sarkem Date' di platform TikTok. Tren itu pun membuat pedagang Pasar Kembang meraup cuan hingga 2 kali lipat.
Salah satu pedagang Pasar Kembang, Suratmi (48) mengatakan biasanya Pasar Kembang ramai hanya di hari libur atau hari-hari tertentu saat ada perayaan seperti wisuda. Akan tetapi beberapa hari ke belakang, Pasar Kembang selalu ramai dikunjungi para remaja.
"Biasanya Sabtu-Minggu itu ramai dari sore sampai malam. Terus kemarin menjelang Hari Guru juga ramai, tapi ini sudah hari Senin ternyata masih ramai pengunjung," kata Suratmi saat ditemui detikJateng, Senin (27/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku sangat diuntungkan dengan ramainya netizen yang membuat konten di Pasar Kembang. Tanpa perlu melakukan promosi, para pedagang sudah bisa dikenal oleh khalayak.
"Rata-rata anak SMA, makanya pulang sekolah gini ramai. Pada foto-foto di sini. Jadi yang promosi pelanggannya," tutur Suratmi.
Suratmi yang merupakan generasi ketiga berjualan di Pasar Kembang itu mengungkapkan, dari adanya tren TikTok, dirinya sudah meraup keuntungan 2 kali lipat.
"Omzetnya naik kira-kira 2 kali lipat. Mulai Rabu (22/11), bisa 2-3 juta itu setiap hari," ungkapnya.
Mawar menjadi jenis bunga yang paling dicari para pengunjung. Rata-rata dari mereka membeli buket bunga mika seharga Rp 20 ribu yang berisi bunga dan gabungan bunga-bunga lainnya.
"Biasanya mawar dari Bandung itu sekali seminggu, tapi ini sekarang 2 hari sekali kita kirim lagi karena sudah habis," imbuhnya.
Hal senada dikatakan pedagang lain, Sekar (39). Ia mengatakan tren nge-date ke Pasar Kembang ini sudah membuat pendapatan dari usaha bunganya itu meningkat selama lima hari terakhir.
"Meningkat 10 kali lipat, misal biasanya Rp 2 juta, ini Rp 10 juta lebih, selama lima hari," ucap Sekar.
Sekar mengatakan, pengunjung mulai ramai dari sore hingga malam. Selain mawar, peacock juga menjadi jenis bunga yang ramai dibeli pengunjung.
"Pas tren TikTok naik, ini pedagang merata. Semuanya ramai. Cuma kalau tren kan naik-turun, jadi ya nikmati saja sekarang," tuturnya.
Adanya tren TikTok itu pun menginspirasi salah satu penjual bunga di Pasar Kembang, Febriana (20). Melihat Pasar Kembang yang ramai dikunjungi usai adanya tren TikTok, ia terinspirasi untuk mulai mempromosikan usahanya melalui media sosial.
"Ini (usaha bunga) kan ada akun TikTok, nanti dari kita juga mulai mau promosi di situ. Karena kan sekarang semuanya gampang ya, viral di media sosial," tutur Febriana.
Ia berharap tren berkunjung ke Pasar Kembang ini bisa bertahan lama agar para pedagang bisa meraup omzet yang tinggi. Sama dengan pedagang lainnya, usaha bunga Febriana pun telah menghasilkan omzet hingga Rp 2 juta per harinya.
"Biasanya weekday nggak sampai, tapi kalau sekarang Rp 2 juta bisa lah. Kira-kira udah lima hari ini lah," kata Febriana.
Ia pun berharap kebiasaan membeli bunga untuk diri sendiri bisa semakin diterima masyarakat.
"Ngetrennya kan mungkin berdua-berdua pengunjungnya, tapi aku mau buat konten kalau sendiri itu juga bisa banget beli bunga untuk diri sendiri. Nggak perlu nunggu dibeliin, nggak usah malu," pungkas Febriana.
(aku/rih)