Bulog Jawa Tengah menerima kedatangan 3.500 ton beras impor yang datang dari Kamboja. Beras dari Kamboja ini merupakan yang pertama kalinya sejak adanya MoU 11 tahun lalu.
Beras tersebut tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang hari ini dan langsung disimpan di gudang Perum Bulog Jawa Tengah di Kota Semarang. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo mengatakan kualitas beras yang masuk sangat bagus.
"Ini pertama kali Kamboja mengirimkan berasnya sejak MoU 11 tahun yang lalu. Berasnya bisa masuk dan sangat baik (kualitasnya), yang 2 juta (nasional) akan masuk sampai dengan November ini," kata Arief di gudang Bulog di Randugarut Kota Semarang, Kamis (2/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan Indonesia tidak hanya mendatangkan beras dari luar negeri, tapi juga mengekspor pupuk ke Kamboja sebagai bentuk kerja sama bilateral.
"Ini kerja sama bilateral. Untuk kemajuan pangan dunia," tegasnya.
Ia menjelaskan sebenarnya Jawa Tengah surplus beras. Namun, Bulog juga diperintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tetap memiliki cadangan beras.
"Jateng sebenarnya surplus, tapi Jateng ini dari tempat lain khususnya Jakarta mengambil beras banyak dari sini. Termasuk ke antarpulau. Untuk berikutnya yang perlu diketahui kita sedang bangun ekosistem pangan di mana dalam ekosistem pangan itu daerah sentra produksi beras di Jateng, Jatim, Jabar, Sumsel harus kita jaga produktivitasnya," jelas Arief.
Jateng Dapat 7.000 Ton Beras Impor Kamboja
Kepala Bulog Jateng Ahmad Kholisun mengatakan Jateng mendapatkan kuota beras impor dari Kamboja 7.000 ton. Namun, saat ini baru tiba setengahnya atau 3.500 ton.
"Untuk impor beras dari Kamboja secara nasional hanya 10.000 ton, yang 3.000 masuk ke pelabuhan Sumatera Utara, yang 7.000 masuk Tanjung Mas untuk Jawa Tengah, yang 3.500 sedang proses bongkar, yang 3.500 sudah otw (perjalanan) dari Kamboja ke Semarang," kata Ahmad.
Beras impor tersebut selain untuk cadangan juga untuk bantuan pangan dan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Di Jawa Tengah, penerima bantuan pangan terbanyak yaitu eks Keresidenan Pekalongan.
"Disalurkan ke seluruh Jawa Tengah hampir merata, Bulog Jateng ada empat cabang, cabang Semarang, Surakarta, Pati, Pekalongan. Bantuan pangan tertinggi di eks Keresidenan Pekalongan," ujar Ahmad.
Sementara itu, Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengatakan stok beras di Jateng cukup sampai April 2024. Untuk ketersediaan sekitar 6,3 juta ton dari 3,9 juta ton kebutuhan.
"Untuk Jawa Tengah sampai April tahun depan sudah siap. Artinya ketersediaan pangan khususnya beras ini akan tersedia," tegas Nana.
(ams/rih)