Harga cabai di pasar tradisional Boyolali saat ini fluktuatif tinggi. Hari ini harga cabai mencapai Rp 80 ribu per kilogram.
"Harganya mahal," kata pedagang sayur dan bumbu di Pasar Boyolali Kota, Dandung, kepada para wartawan, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, harga cabai saat ini fluktuatif, kadang naik dan kadang turun. Bahkan sempat tembus Rp 95 ribu per kilogram. Kemudian turun menjadi Rp 75 ribu per kilogram dan naik lagi. Hari ini harganya Rp 80 ribu per kilogram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku biasa kulakan langsung ke petani atau ke pasar sayur Cepogo. Dia kulakan setiap hari 10 kg hingga 12 kg. Cabai pun habis dalam sehari.
Diakui dia, karena harga mahal, konsumen pun mengurangi jumlah pembelian. Dia mencontohkan, yang biasa membeli setengah kilogram, kini cuma ambil tiga ons.
Pedagang lainnya, Ngatiyah (65), menjelaskan harga cabai rawit dan keriting Rp 80 ribu/kg. Kenaikan harga ini sudah dirasakan beberapa hari terakhir.
Naiknya pun bertahap dan kadang turun. Berkisar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Dia biasa diambil oleh pedagang sayur keliling sehingga cabai itu dia kemasi dalam paket kecil-kecil.
"Karena harganya naik terus. Makanya saya kemasi saja, satu bungkus Rp 2 ribu isi 10 biji. Nanti diambilin pedagang sayur, dijual Rp 2.500. Kalau dibungkusi kecil-kecil begini malah laku. Pembeli juga tidak turun. Malah tambah banyak. Saya kan jualnya sedikit, paling habisnya cuma 3 sampai 5 kilogram per hari," katanya.
Sementara itu salah seorang warga, Nuri Ema Soviana mengaku terdampak dengan mahalnya harga cabai. Ia memiliki usaha warung makan dan kebutuhan cabai cukup banyak.
"Ya terpengaruh, jadi kami pilih kurangi cabainya sama untungnya dikurangi dikit," kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Boyolali, Darmadi membenarkan adanya kenaikan harga komoditas cabai itu hingga tembus Rp 80 ribu/kg. Kenaikan harga itu terjadi sejak lima hari terakhir.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang mengakibatkan harga cabai naik. Pertama karena kemarau panjang, sehingga banyak yang gagal panen.
"Faktor lainnya, banyak permintaan masyarakat, di antaranya untuk hajatan," jelasnya.
Selama ini, kata dia, pasokan cabai paling banyak dari Kecamatan Selo. Karena kemarau panjang, imbasnya memang ada penurunan pasokan.
(rih/apl)