Es batu kristal menjadi barang langka di Kabupaten Klaten sejak beberapa pekan terakhir. Para pedagang minuman mengaku harus mencari es batu produksi rumahan agar tetap bisa berjualan.
"Pengepul (es kristal) kehabisan jika sudah siang sedikit, ya sudah sekitar dua minggu ini," kata Ade, pedagang warung angkringan di jalan Cawas - Sukoharjo, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, kepada detikJateng, Rabu (18/10/2023).
Dijelaskan Ade, es batu kristal dari pengepul habis lebih cepat dalam beberapa pekan terakhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sekitar jam 10.00 WIB sudah habis (es batu kristal), ya mencari (es batu) ke rumah-rumah. Es kristal harga tidak naik, per plastik besar masih Rp 11.000, tapi barang yang sulit," ujar Ade.
Penjual es jumbo di jalan Trucuk-Cawas, Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Ajar mengatakan sudah sekitar dua minggu ini es batu kristal langka. Biasanya Ajar mendapat setoran rutin.
"Biasanya disetor, ini sulit. Terpaksa buat sendiri di rumah kalau pengepul tidak ada, ya kadang beli es rumahan yang harganya Rp 1.000 per plastik kecil,' kata Ajar kepada detikJateng.
Menurut Ajar, kelangkaan es batu kristal dari pabrikan ini juga dirasakan oleh sebagian besar warung di Trucuk. Di warungnya, Ajar bisa melayani lebih dari 100 cup.
"Kadang sampai 150 cup sehari, terutama siang. Kalau musim hujan tidak sampai," ucap Ajar.
Penjual es jumbo dan boba di jalan RSI - Karanganom, Klaten Utara, Diah mengatakan jatah es batu kristal dari pemasok kini dibatasi.
"Biasanya dua kantong atau tiga kantong besar saat akhir pekan, tapi sekarang cuma satu kantong plastik. Padahal sehari bisa sampai 170 cup terjual," kata Diah kepada detikJateng.
Kelangkaan es batu kristal, menurut Diah, baru terjadi sekali ini terjadi. Untuk memenuhi kebutuhan warungnya, dia juga membeli es batu rumahan.
"Ya cari es kepruk (es batu dalam kantong plastik ukuran 1 liter), itu saja susah. Harga tidak naik, Rp 3.000 untuk es teh, es jeruk, dan es lemon tea Rp 4.000. Es boba Rp 10.000 per cup," pungkasnya.
(dil/sip)