.webp)
Pada awal tahun 2000-an, keberadaan rental DVD cukup membantu masyarakat untuk menikmati film tanpa harus ke bioskop atau membeli DVD film. Sekarang, meski bisnis rental DVD sudah tak semanis dulu, masih ada yang bertahan di Kota Solo.
Tempat rental DVD sempat menjamur pada awal tahun 2000-an kini sudah banyak yang gulung tikar. Pantauan detikJateng, tempat rental DVD di Solo tinggal menyisakan Planet Movie yang berada di Jalan Juanda, Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres.
Karyawan Planet Movie, Hary mengatakan bisnis persewaan DVD masih berjalan cukup baik sebelum pandemi COVID-19. Selama pandemi yang berbarengan dengan merebaknya platform video on demand, bisnis rental DVD pun merasakan imbasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah pandemi COVID-19, setelah adanya platform digital, penyewanya sudah jarang. Masih ada satu dua, tapi tidak sebanyak dulu," kata Hary kepada detikJateng, Kamis (12/10/2023).
Hary mengatakan member atau anggota di Planet Movie ada ratusan orang dan jumlahnya sudah tidak bertambah.
 Persewaan DVD Planet Movie di Jalan Juanda, Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Kamis (12/10/2023). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng |
Dalam sebulan, menurut dia, ada sekitar 50 orang yang masih menyewa DVD. Mereka kebanyakan dari Solo dan sekitarnya.
"Yang sewa di sini biasanya tidak nonton di bioskop. Terus nunggu 1 sampai 2 bulan, DVD-nya sudah tersedia," ujar Harry.
Harry menjelaskan penyewa DVD bisa menonton film di rumah dengan biaya yang lebih terjangkau. Menurutnya, jarak waktu tayang film di bioskop dengan DVD juga tidak terpaut lama.
"Harga sewanya Rp 3.000 per hari per film. Film baru banyak dicari. Di sini kan lebih murah, tidak perlu pakai internet, langganan, atau membeli tiket bioskop," ucapnya.
Meski begitu, Harry mengakui bisnis rental DVD saat ini kalah bersaing dengan platform digital. Hary menambahkan, Planet Movie saat ini tinggal menunggu 'waktu'.
"Sudah tidak lanjut paling, karena semua sudah pakai digital. Mungkin masih ada penyewanya satu atau dua, tapi kalau untuk bisnis ora nyandak (tidak menguntungkan)," pungkasnya.
(dil/aku)
