Pasar Klewer Solo Dikeluhkan Sepi, Gibran Janji Bakal Tindak Lanjuti

Pasar Klewer Solo Dikeluhkan Sepi, Gibran Janji Bakal Tindak Lanjuti

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 03 Okt 2023 17:30 WIB
Suasana di Pasar Klewer Solo, Senin (2/10/2023) siang.
Suasana di Pasar Klewer, Solo, Senin (2/10/2023) siang. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka janji bakal menindaklanjuti keluhan dari pedagang Pasar Klewer yang mengaku omzetnya merosot. Diketahui, pedagang Pasar Klewer menyebut beberapa faktor yang membuat sepi pengunjung.

Gibran bakal menindaklanjuti keluhan itu, termasuk melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk menindak pedagang bermobil.

"Ya nanti kami tindak lanjuti lagi ya (Pasar Klewer sepi). Nanti kami tertibkan (penjual pakai mobil)," kata Gibran di Balai Kota Solo, Selasa (3/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan mengenai penjualan online, Gibran mengakui tidak bisa menghindari. Saat ini banyak pedagang yang sudah memanfaatkan penjualan secara online.

Meski begitu, Gibran menegaskan ada pelatihan agar pedagang mau berdagang secara online.

ADVERTISEMENT

"Kalau penjualan itu (online) nggak bisa kita hindari, (digital) pasti pelatihan ono (ada) terus," ujarnya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Selasa (3/10/2023).Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Selasa (3/10/2023). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng

Terkait adanya tukang becak yang mengarahkan ke kampung batik Kauman dibanding Pasar Klewer, Gibran menyebut hal itu memang sudah sejak lama.

"Itu sudah dari dulu, nanti tindak lanjuti lagi ya (pembecak)," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer, Tavip Harjono mengatakan ada tiga faktor utama yang membuat Pasar Klewer kini tampak sepi. Pertama, faktor gagalnya ikut bersaing di pasar online.

Tavip mengatakan, pasar online lebih didominasi para pedagang dari Beteng Trade Center (BTC) Solo. Sebab, ujar dia, pedagang di BTC Solo terbilang baru dan berusia muda sehingga lebih melek teknologi.

Adapun sebagian besar pedagang di Pasar Klewer, sebut Tavip, sudah berusia tua. Mereka sudah berjualan sejak tahun 1980-1990an.

"Jualan di online sih juga iya. Tapi pedagang di Pasar Klewer kan usianya sudah sepuh, kalah dengan pedagang yang masih muda. Online di Klewer tidak menjangkau semua pelosok kios," ucapnya.

Tavip menjelaskan, persaingan di pasar online tak begitu berdampak bagi pedagang di Pasar Klewer. Sebaliknya, pasar online justru membantu mempromosikan produk Pasar Klewer.

"Sebenarnya membantu, persaingan tidak seberapa," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya

Faktor kedua, yaitu banyaknya pedagang pakaian yang menggunakan mobil di Alun-alun Solo. Menurut Tavip, pedagang dengan mobil itu bisa lebih dekat dengan wisatawan. Sebab mereka berdagang di dekat kawasan parkir.

"Persaingan paling berat adalah pedagang bermobil. Pedagang mobil (di Alun-alun) itu jumlahnya ratusan, omzetnya bisa miliaran rupiah," ucap Tavip.

Faktor ketiga, sambung Tavip, yaitu karena sebagian wisatawan sudah berkunjung ke Kampung Batik Kauman yang tak jauh dari Pasar Klewer.

Tavip menduga ada sebagian tukang becak yang mengarahkan wisatawan ke Kampung Batik Kauman. "Sehingga sopirnya (becak) dapat fee tambahan," ujar dia.

Meski demikian, Tavip mengatakan segmentasi konsumen Pasar Klewer berbeda dengan konsumen di Kampung Batik Kauman. Menurutnya, pembeli di Kampung Batik Kauman lebih banyak dari kalangan wisatawan, bukan pedagang pakaian yang hendak kulakan.

"Tapi ya dampaknya ada, misal wisatawan mau ke Pasar Klewer untuk berbelanja dengan jumlah yang lebih besar. Selain itu kan bisa untuk ajang promosi dari mulut ke mulut," pungkas Tavip.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads