Petani Merbabu Magelang Beli Air Rp 800 Ribu Sepekan buat Sirami Sayuran

Eko Susanto - detikJateng
Kamis, 14 Sep 2023 18:03 WIB
Petani di lereng Merbabu wilayah Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Kamis (14/9/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Kemarau panjang menyebabkan petani di lereng Gunung Merbabu wilayah Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, terpaksa membeli air untuk menyirami tanaman sayurannya sejak Juli lalu. Untuk satu bidang lahan, petani bisa merogoh kocek hingga Rp 800 ribu per minggu.

"Kalau ditotal sudah menghabiskan 60 toren. Tanaman cabai nggak bisa tinggi (kalau kurang air), akarnya kering, buahnya nggak maksimal," kata salah satu warga, Alif Ardiansyah (38) saat ditemui di sela menyemprot tanamannya di Desa Wonolelo, Sawangan, Kamis (14/9/2023).

Alif mengelola lahan seluas 3.000 meter persegi dengan sistem tumpang sari yang meliputi 5.000 bibit cabai, sawi, dan daun bawang. Sawinya dipastikan gagal panen karena tanamannya tidak berkembang.

"Tumpang sari dengan loncang (daun bawang), sawi, cuma sawinya gagal panen. Kemarau sangat panjang merugikan petani. Kalau tanaman 5 ribu kayak gini harusnya dapat 2 kuintal (cabai). Ini cuma dapat 20 kilogram," kata Alif. Dia pun membuat tiga tampungan air.

Air untuk menyiram sayuran itu dibeli dari wilayah Selo, Kabupaten Boyolali, berjarak sekitar 10 km dari lahannya. Satu toren air (seribu liter) harganya Rp 100 ribu.

"Lahan sini satu kocoran habis 2 toren. Kalau seminggu pengocoran 4 kali, sudah Rp 800 ribu," ujar Alif.

Petani di lereng Merbabu wilayah Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Kamis (14/9/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Dia pertama kali membeli air saat tanaman cabainya berusia 40 hari. Kini tanamannya sudah berusia 3,5 bulan.

"Kalau air tercukupi, waktu 3 bulan sudah panen. Ini 3,5 bulan baru mulai panen. Kemarin dapat 20 kilogram. Biasanya kalau normal, ini tiga kali panen harusnya mencapai 80 kilo sampai 1 kuintal. Sekarang panennya 7 kilo, 10 kilo, dan 20 kilo," kata Alif.

Petani lain, Pomo Anang (30) juga menggunakan sistem tumpang sari dengan tanaman tomat, kentang, dan cabai. Terakhir dia membeli air dari wilayah Wonolelo, Magelang, pada Selasa (12/9).

"Sudah habis 5 toren. Satu toren cukup buat ngocori tiga hari," ujar Anang.

Soal perbandingan besaran biaya yang telah dikeluarkan dengan hasil panennya kelak, Anang mengaku belum menghitung.

"Itung-itungannya belum tahu pasti. Sing penting nek wong tani ki usaha ngoten (Yang penting bagi petani itu usaha)," katanya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(dil/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork