Jualan Air saat Kemarau, Warga Pilang Blora Ini Kantongi Rp 3,7 Juta per Hari

Jualan Air saat Kemarau, Warga Pilang Blora Ini Kantongi Rp 3,7 Juta per Hari

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Selasa, 12 Sep 2023 17:54 WIB
Jualan air bersih di Blora.
Jualan air bersih di Blora. Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng.
Blora -

Kebutuhan air bersih di tengah kemarau semakin meningkat, terlebih di wilayah yang rawan kekeringan seperti di Blora. Sulitnya mendapatkan air bersih dari sumber mata air memaksa warga pun harus membeli air.

Inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Sukarjo alias Pak Joit. Warga Desa Pilang, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora menjual air bersih kepada warga yang membutuhkan. Tidak main-main dalam sehari, Joit mampu menjual air mencapai 600 ribu liter.

"Sehari biasanya antara 100 sampai 130 rit, mas. 1 rit itu 4.000 liter. Alhamdulillah di musim panas 2 bulan ini ramai terus," ungkapnya ditemui di lokasi depo air, Selasa (12/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air tersebut didapat dari dua sumur bor miliknya dengan kedalaman 100 meter dan 60 meter. Untuk membuat dua sumur bor itu, Joit harus mengeluarkan biaya mencapai Rp 150 juta.

Joit yang juga pengusaha ayam ini mengatakan, pembeli air banyak dari wilayah Kecamatan Randublatung dan Kecamatan Jati mengambil air darinya. Bahkan sebagian wilayah di Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan juga mengambil air itu.

ADVERTISEMENT

"Karena ini musim kemarau air kan sulit, yang ngambil dari wilayah Jati dan Randublatung. Juga ada yang ngambil dari daerah perbatasan Blora-Grobogan, yang ikut Kecamatan Gabus," jelasnya.

Joit menuturkan dirinya memulai bisnis sejak 2019 lalu. Tetapi, baru di tahun ini pendapatannya melimpah mengingat banyaknya permintaan.

"Selama 4 tahun, (musim panas) baru kali ini yang paling parah. Awalnya kan untuk pertanian, pengairan sawah. Kalau musim kemarau banyak yang minta akhirnya kota jual. Kita juga perlu listrik, bensin dan tenaga. Habisnya juga lumayan," bebernya.

Omzetnya rata-rata Rp 3.750.000 dalam satu hari. Joit menjual 4000 liter air dijual seharga Rp 25 ribu. Tempo tertentu pernah juga banyak truk yang mengantri sedang tampungan air kosong.

"Ini juga merupakan solusi kekeringan di musim kemarau yang ada di wilayah Blora bagian selatan. Ya mudah-mudahan bisa membantu warga," ucapnya.

Ia juga tidak merasa keberatan ketika ada pihak tertentu yang meminta air untuk kepentingan sosial. Misalnya BPBD dan Damkar bisa mengambil air secara gratis.

"Kalau ada yang minta di sini untuk sosial silahkan ngambil. Saya kasih, gratis," ucapnya.

Selengkapnya baca di halaman berikutnya....

Lebih lanjut, Kepala Desa Sambongwangan, Kecamatan Randublatung Wahyudi berlangganan di depo air ini. Dia membeli air kemudian dibagi kepada warga secara gratis.

"Ambil air untuk warga, pak. Di Desa Sambongwangan ada 4 dukuh yang kekurangan air. Saya sebagai kepala desa hanya bisa membantu. Sehari kalau saya sendiri bisa 20 kali. Saya ini secara gratis kepada warga. Belinya Rp 10 ribu per 2 ribu liter," kata dia.

Tak hanya Kades Sambongwangan, dari pihak Perhutani, Kepala Sub Seksi (KSS) Kemitraan KPH Randublatung Jumadi juga memanfaatkan air bersih dari Pilang tersebut untuk membantu masyarakat pinggir hutan melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Air bersih itu didapatkan secara gratis.

"Kita membantu air bersih kepada masyarakat sekitar hutan lewat LMDH. Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, red) ini ada 30 titik jadi ada 30 armada. Di desa yang berada di bawah KPH Randublatung. Masyarakat sangat terbantu sekali," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(apl/ahr)


Hide Ads