Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berencana memanfaatkan Pelabuhan Tanjung Adikarto di Temon, Kulon Progo, DIY, yang mangkrak untuk tempat pembenihan.
"Studinya belum selesai, daripada mangkrak mau kita usahakan untuk perbenihan. Jadi diisi itu," kata Sultan ditemui wartawan di kantornya, Kamis (13/7/2023).
Meski begitu, Sultan menjelaskan saat ini sudah terjadi pendangkalan di Pelabuhan Tanjung Adikarto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau memang perlu dikeruk ya dikeruk dulu. Ini kan baru dihitung. Kan untuk bandeng atau untuk udang kan bisa, daripada tidak ada (aktivitas)," ujarnya.
Sultan mengatakan rencana alih fungsi pelabuhan ini baru akan dikerjakan. "Karena sudah pendangkalan, hanya kemarin kami enggak berani karena enggak boleh pasir laut dijual. Tetapi sekarang kan sudah ada dari Presiden bahwa bisa (dikeruk). Berarti kita kan bisa ngeruk," jelasnya.
Sementara itu Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Laut (Gapasdap) Khoiri mengatakan kawasan selatan Jogja yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia memang belum layak jika digunakan untuk lokasi pelabuhan komersil.
"DIY berada di Pulau Jawa bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia, ini belum layak jika akan dioperasikan sebagai pelabuhan komersil," ujar dia saat rapat kerja nasional (Rakernas) di Jogja, Rabu (12/7/2023).
"Kalau di Jogja ingin mempunyai pelabuhan seperti di Tanjung Intan Cilacap, yang digunakan untuk Pertamina, transitnya kapal tanker, itu masih memungkinkan," sambungnya.
Untuk diketahui, Pelabuhan Tanjung Adikarto yang dibangun pada tahun 2003 itu berada di muara Sungai Serang atau tak jauh dari Yogyakarta International Airport.
(dil/aku)