Harga bawang merah Kabupaten Brebes di tingkat petani anjlok pada masa panen raya ini. Sebagian besar petani terpaksa menunda menjual dan memilih menggudangkan hasil panen.
Komoditas asli Kabupaten Brebes ini harganya terjun bebas bersamaan dengan masa panen raya. Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari menyebut panen raya tidak hanya terjadi di Brebes, tapi juga di Nganjuk, Pati, dan daerah lainnya.
Dalam kondisi seperti ini, kata Juwari, hukum pasar berlaku. Harga anjlok karena persediaan melimpah. Harga yang semula Rp 25 ribu kini menjadi Rp 15 ribu per kilogram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daerah lain seperti Nganjuk dan Pati juga sedang panen raya, sehingga memengaruhi harga bawang merah saat ini. Sekarang harga dari petani Rp 15 ribu, terakhir sebelum panen Rp 25 ribu," ujar Juwari kepada detikJateng, Kamis (13/7/2023).
Dia menambahkan, masa panen raya di beberapa daerah menyebabkan stok bawang merah melimpah di pasaran. Sebagai contoh, stok melimpah di Pasar Kramatjati Jakarta karena setiap hari mendapat kiriman bawang hampir 47 truk kapasitas 7 ton. Saat normal, kiriman hanya 25 truk per hari.
"Sekarang ini rata-rata 47 truk memasok bawang di Kramatjati. Satu truk berkapasitas 7 ton bawang merah. Adanya panen raya di beberapa daerah jelas mempengaruhi harga bawang saat ini," jelasnya.
Juwari membeberkan, masa panen akan berlangsung sampai Agustus. Sementara, di Kabupaten Brebes, luas lahan yang ditanami bawang dan akan panen sebanyak 8.000 hektare.
Menyikapi masalah ini, para petani bawang sebagian besar memilih menunda jual dan menggudangkan hasil panen. Hal ini untuk mengantisipasi agar harga bawang tak makin anjlok.
"Sebagian petani pilih tunda jual. Bawang hasil panen disimpan dulu jangan dilepas ke pasar. Karena bila tetap dijual, stok di pasar akan makin melimpah dan pasti harga akan anjlok lagi di bawah Rp 15 ribu," sambung Juwari.
Saat terjadi panen raya, Juwari berharap pemerintah dan para pengusaha hadir dengan menyerap bawang petani dengan harga yang layak untuk disimpan. Kemudian dilepas ke pasar saat harga normal.
Terpisah, salah satu petani bawang bernama Hari (51) mengatakan, jika harus dijual seharga Rp 15 ribu, hasilnya tidak bisa menutup biaya tanam. Hari juga memilih membawa hasil panen ke gudang untuk disimpan.
Dia beralasan, bawang hasil panen saat ini 25 persennya akan dijadikan bibit, selebihnya akan disimpan dan dijual bila harga kembali normal.
"Daripada dijual, rugi. Mending disimpan mau dijadikan bibit untuk tanam Oktober nanti. Sebagian dijual kalau harga naik, untuk modal tanam dan makan sehari hari," tutur Hari.
(aku/dil)