Kebutuhan fasilitas permukiman di Kota Solo hingga kini masih cukup tinggi. Masyarakat antre untuk bisa menempati rumah susun milik pemerintah.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Sewa Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kota Solo, Iswan Fitradias mengatakan pihaknya saat ini mengelola 1.093 kamar dari sejumlah rusun yang dimiliki.
Seluruh kamar yang dimiliki saat ini sudah penuh. Bahkan, warga yang kini antre untuk menempati jumlahnya nyaris sama dengan jumlah kamar yang dimiliki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalau antreannya sebanyak 998 orang. Ada yang antre sejak tahun 2017 lalu," kata Iswan saat ditemui, Rabu (12/7/2023).
Menurutnya, warga banyak yang berminat lantaran biaya sewa rusun di Solo cukup terjangkau. Di salah satu rusun di Mojosongo, misalnya, biaya sewanya Rp 100 ribu per bulan untuk penghuni lantai dasar, Rp 90 ribu per bulan untuk penghuni lantai 2, dan Rp 80 ribu per bulan untuk penghuni lantai 3.
Saat ini Kementerian PUPR juga tengah membangun rusun di Kota Solo yang pembangunannya sudah hampir selesai. Rencananya rusun itu akan dihibahkan ke Pemkot Solo.
"Mungkin 1-2 bulan lagi, Pemkot Solo akan dapat hibah satu tower rusun di Mojosongo. Itu 3 lantai, 44 unit kamar, dengan masing-masing ada hidran di lorong dan kamar, exhaust fan, dan ada furniture seperti meja lemari kasur," kata Iswan.
Hanya saja keberadaan rusun itu tidak akan banyak berpengaruh untuk mengurangi antrean karena hanya memiliki 44 kamar.
"Sehingga perlu dikaji, yang urgent bisa menempati itu, lainnya juga harus sabar," ucapnya.
Adapun peruntukan rusun masih sama, yakni untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan korban penataan (penggusuran). Penghuni rusunawa di Kota Solo wajib memiliki KTP dan KK warga Solo.
(ahr/rih)