Proses revitalisasi Terminal Tipe A Tidar Magelang mulai dikerjakan. Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Tidar Magelang, Joko Purnomo mengatakan revitalisasi ini akan mengubah bentuk Terminal Tidar Magelang secara total.
"Bangunan yang ada sekarang ini nanti hilang semua, diganti bangunan yang baru. Nantinya terdiri dari gedung utama meliputi kantor, ruang tunggu, ada puskesmas pembantu dan tenant agen serta sebagian disewakan untuk jualan oleh-oleh khas Magelang," kata Joko kepada wartawan, Selasa (11/7/2023).
Joko mengatakan kelak juga ada kios-kios di luar terminal bagi para pelaku UMKM. "Mungkin ada soto, kupat tahu, dan sebagainya di kios luar gedung utama," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai adanya puskesmas pembantu di terminal, Joko menjelaskan hal itu karena imbas dari proyek tol.
"Ada surat dari Pak Wali, karena puskemas pembantu (yang ada) kemungkinan kena pelebaran exit tol," ujarnya.
Revitalisasi terminal ini diperkirakan selesai pada Mei 2024. Joko berharap revitalisasi terminal ini juga berimbas pada kebangkitan perekonomian masyarakat sekitar.
"Akan dijajakan banyak beraneka makanan, diharapkan banyak yang berkunjung ke terminal," ujar Joko.
Joko menerangkan, Terminal Tipe A Tidar Magelang sebelumnya diresmikan pada tahun 1990.
"(Alasan revitalisasi) Untuk membangkitkan kembali minat masyarakat menggunakan angkutan umum. Makanya dibuat terpadu, tidak melulu untuk orang bepergian, tetapi dibangun untuk menarik orang ingin melihat terminal, santai-santai, menikmati kuliner," kata Joko.
Ditanya soal besarnya anggaran untuk revitalisasi, Joko mengaku tidak tahu pasti karena proses penganggarannya dari Kementerian Perhubungan.
"Itu menurut jadwal terakhir (selesai) 17 Mei 2024. Infonya sekitar Rp 20 sampai Rp 24 miliar, tetapi pastinya nggak tahu karena itu anggaran dari pusat," ujarnya.
Selama revitalisasi berlangsung secara bertahap, terminal masih difungsikan.
Pantauan detikJateng, pemasangan pagar di lokasi revitalisasi Terminal Tipe A Tidar Magelang telah dilakukan. Tampak kios blok A, B dan sebagian C yang pertama dibongkar. Penghuninya pun direlokasi ke blok D dan E.
"Kalau rusaknya memang layak diperbarui, layak direhab. Sejak tahun 1989 saya mulai nempati sini," kata Mbak Win, pedagang warung kelontong dan jasa tiket bus di kios Blok C.
(dil/rih)