Lepas hari raya Idul Fitri 1444 H, para penjual ketupat janur mulai menyerbu wilayah Klaten. Mereka memanfaatkan momen tradisi syawalan atau bakdo kupat yang biasanya dilakukan setelah Lebaran.
Nono (25) penjual ketupat janur asal Kecamatan Jatinom, Klaten mengatakan baru hari ini berjualan di Klaten. Sebelumnya dia berjualan di wilayah Jogja.
"Kemarin sebelum Lebaran sampai Lebaran jualan di Jogja, sekarang ke Klaten. Sebabnya beda, kalau di Klaten baru sekarang bakdo kupat," tutur Nono kepada detikJateng, Rabu (26/4/2023) pagi di Jalan Stasiun Delanggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nono, dirinya setiap tahun berjualan ketupat janur bersama para tetangganya. Tidak hanya ke Jogja dan Klaten tapi juga menyebar sampai Solo.
"Ada yang ke Jogja, Klaten dan Solo rutin setiap tahun. Paling ramai ya Kamis besok sampai Jumat besok," jelas Nono.
![]() |
Dari berbagai jenis ketupat, imbuh Nono, yang paling diminati masyarakat adalah jenis ketupat luar karena isinya paling banyak. Setiap tahun dirinya bisa menghabiskan 5.000- 6.000 batang janur.
"Biasanya setiap tahun bisa habis 5.000 sampai 6.000 batang janur tapi mungkin ini lebih karena mudik tidak ada COVID lagi. Ini sudah habis lumayan," kata Nono.
Penjual ketupat janur lain, Jumari menyatakan dirinya bersama empat orang keliling setiap usai Lebaran memanfaatkan momen syawalan. Biasanya ramai dua sampai empat hari ke depan.
"Ramainya dua sampai empat hari ke depan. Untuk harga satu ikat isi 10 ketupat janur kosong Rp 10.000- Rp 12.000 tergantung jenis ketupatnya," ungkap Jumari kepada detikJateng.
Jenis ketupat, sebut Jumari, ada jenis ketupat luar, shinto dan tumpeng. Tetapi di Klaten mayoritas penggemar ketupat luar yang isi nasinya lebih banyak dibanding bentuk lain.
"Paling banyak diminati ketupat luar kalau di sini. Bahan baku didatangkan dari Kabupaten Kebumen dan Purworejo karena di Klaten sudah langka," jelas Jumari yang sehari -hari sebagai karyawan percetakan.
![]() |
Jumari mengatakan bahan baku harganya sudah tinggi karena per ikat mencapai Rp 40.000 satu papak (tangkai). Warga yang tidak membeli ketupat jadi juga boleh beli janurnya.
"Beli janurnya boleh nanti dibuat sendiri, harga Rp 8.000 satu ikat isi 10 batang. Kalau saya sudah terbiasa buat paling butuh waktu kurang dari satu menit satu ketupat," imbuh Jumari warga Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom itu.
(apl/sip)