Menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah, pasar hingga pusat berbelanjaan di Wonogiri mulai dibanjiri pengunjung. Kebutuhan dasar hingga hingga pakaian menjadi tujuan pengunjung.
"Sudah ada peningkatan pengunjung pasar. Bahkan sejak Minggu (16/4) kemarin. Tapi peningkatannya fluktuatif," kata Pengelola Pasar Bung Karno Baturetno Wonogiri, Sularno kepada detikJateng, Selasa (18/4).
Ia menerangkan pada Minggu (16/4), kenaikan jumlah pengunjung di Pasar Bung Karno mencapai 50 persen. Pada Senin (17/4), pengunjung pasar kembali normal. Namun pada hari ini, pengunjung kembali naik 20 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya yang dituju kebutuhan primer sekunder. Kemarin yang ke toko pakaian banyak juga," ungkap dia.
Meski sudah diserbu, kata Sularno, pengunjung merupakan penduduk lokal. Sebab para pemudik belum banyak yang datang di kampung halaman. Jika pemudik sudah tiba di kampung halaman, diperkirakan pengunjung pasar akan lebih banyak.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi kepadatan pengunjung pihaknya telah membuat sejumlah kebijakan. Di antaranya jalan masuk-keluar pasar dibuat satu arah. Sehingga diharapkan tidak menyebabkan kemacetan di jalan raya.
"Sudah rutin memberi wara-wara agar barang bawaan dan yang membawa anak kecil dijaga benar-benar. Untuk pengamen dan pengemis hingga Lebaran dilarang masuk pasar dahulu," kata Sularno.
Baca juga: 154 Perusahaan di Jateng Diadukan soal THR |
Sementara itu, Manajer Operasional Toko Serba Ada (Toserba) Baru Wonogiri Tanto Satrio mengatakan jika sudah ada peningkatan pengunjung di Toserba Baru menjelang Lebaran ini.
"Pengunjungnya naik 5 kali lipat. Tapi kan tidak semua beli, ada yang satu keluarga masuknya. Kalau pembeliannya naik dua kali lipat dari hari biasanya," ungkap dia.
Ia mengatakan, peningkatan pengunjung maupun pembeli itu tentunya berdampak pada omzet. Namun, omzet yang diperoleh pada tahun ini sama seperti Lebaran tahun lalu. Sehingga tidak ada peningkatan omzet dibandingkan momen Lebaran tahun lalu.
"Untuk saat ini lebih ramai di marketnya dibanding fashion. Peminat market itu dua kali fashion (pengunjungnya). Jadi kalau di market 100 orang di fashion hanya 50 orang," jelasnya.
Tanto menjelaskan, pada tahun ini ada perbedaan tren belanja dari masyarakat. Masyarakat lebih awal belanja atau mencari barang. Selain dimungkinkan karena awal bulan menerima gaji, para pembeli tidak mau kehabisan stok barang yang diinginkan.
"Tahun lalu memang ada yang kecewa saat belanja mepet Lebaran. Karena barang yang diinginkan stoknya habis. Intinya secara keseluruhan memang ada peningkatan pembeli jelang Lebaran. Tapi ada tren berbeda, kalau dulu-dulu itu H-10 sampai H-1 sampai berdesak-desakan," kata Tanto.
(aku/sip)