Harga Bunga Tabur di Klaten Meroket hingga Rp 300 Ribu Per Kg

Harga Bunga Tabur di Klaten Meroket hingga Rp 300 Ribu Per Kg

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 17 Mar 2023 11:31 WIB
Pedagang bunga tabur di trotoar wilayah kota Kecamatan Delanggu, Klaten, Jumat (17/3/2023).
Pedagang bunga tabur di trotoar wilayah kota Kecamatan Delanggu, Klaten, Jumat (17/3/2023). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Harga bunga tabur di Klaten melonjak di pekan terakhir menjelang bulan Ramadan. Harga satu kilogram bunga tabur mencapai Rp 300 ribu per kilogram atau Rp 30 ribu untuk satu ons.

"Ini satu kilogram sampai Rp 300 ribu, satu tas kresek berat 1 ons saya jual Rp 35 ribu atau kepepetnya Rp 30 ribu. Padahal sebelumnya cuma Rp 250 ribu per kilogram," ungkap Darmono, warga Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali kepada detikJateng saat ditemui di Delanggu, Jumat (17/3/2023).

Menurut Darmono, mahalnya harga bunga tabur disebabkan tradisi Nyadran mendekati puncak. Nyadran hari ke-24 paling banyak di semua daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nyadran 24 hari ini banyak jadi mahal. Dari pengepul bunga harganya juga sudah mahal, untungnya mepet, selain Nyadran dan untuk ziarah ini bunga juga diserang ulat," kata Darmono.

Pedagang lain, Mulyati menyatakan bunga yang tersedia saat ini hanya mawar merah dan putih. Untuk kenanga, melati, dan kantil harganya mahal.

ADVERTISEMENT

"Hanya mawar, untuk melati kalaupun ada harganya juga mahal Rp 300 ribu. Bahkan bunga kantil itu satu saja Rp 5 ribu," kata Mulyati.

Menurut Mulyati, masyarakat sudah hafal dengan naiknya harga bunga tabur saat Nyadran. Tetapi ada konsumen yang menawar dan ada juga yang tidak menawar.

"Ada yang nawar, ada yang tidak karena dari pengepul memang sudah mahal. Saya jual Rp 25 ribu-Rp 30 ribu per kilogram," imbuh Mulyati.

Paiyem, pedagang bunga di Pasar Induk Klaten menyatakan karena harga mahal dirinya tidak memaksa takaran. Membeli berapapun dilayani.

"Harga per kilogram ini Rp 250 ribu tapi tidak mungkin saya jual Rp 25 ribu per ons, bisa rugi. Ya saya jual berapa pun minta saya layani, tidak harus satu ons," ungkap Iyem, warga Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom.

Harsini, pembeli bunga tabur menyatakan mahalnya harga bunga sudah wajar menjelang Ramadan. Sebab banyak warga ziarah.

"Kan banyak yang ziarah jadi mahal. Kalau saya beli tidak pakai ukuran, ini tadi saya bayar Rp 20 ribu dan dapatnya berapa terserah, tidak harus satu ons," ungkap Harsini, warga Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara itu kepada detikJateng di Pasar Kota.

Markonah, warga Desa Mendak, Kecamatan Delanggu mengakui mahalnya harga bunga tabur. Hari ini ia membeli Rp 25 ribu satu ons.

"Saya beli Rp 25 ribu satu kresek, tidak tahu apa ada satu ons atau tidak. Pokoknya saya bayar, karena ada juga yang beli Rp 30 ribu, lebih mahal dari beras," ungkapnya.




(aku/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads