Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rencana untuk menghentikan ekspor bahan mentah mineral bauksit. Dia menyebut bahwa selama ini 90 persen bauksit diekspor ke China.
"Kita akan setop lagi bulan Juni bauksit," kata Jokowi saat berpidato dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemenangan Pemilu Rakornas Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Padma, Semarang, Minggu (26/2/2023).
Jokowi juga bercerita saat Indonesia menghentikan ekspor bahan mentah nikel. Saat itu negara Uni Eropa beramai-ramai menggugat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"90 persen ekspor bahan mentah bauksit kita itu ke Tiongkok, nggak tahu ini nanti dia gugat kita enggak. Kalau digugat berarti nikelnya digugat Uni Eropa, bauksitnya digugat Tiongkok, karena 90 persen ekspor bahan mentah kita ke sana," ujar Jokowi.
Jokowi menjelaskan, saat menghentikan ekspor bahan mentah nikel, penerimaan negara hanya Rp 17 triliun. Kemudian saat dilakukan hilirisasi, penerimaan negara jadi Rp 450 triliun.
Penerimaan sebesar itu didapat dari penerimaan ekspor, pajak karyawan, pajak PPN, dan berbagai penerimaan lain dari terbukanya lapangan pekerjaan.
"Dampak hilirasi itu dampaknya luar biasa. kalau semua bisa dihilirisasi, PDB bisa melompat di angka Rp 11 ribu triliun, lapangan kerja yang terbentuk bisa 10,5 juta," jelasnya.
"Kita setop di 2020 nikel, digugat, dan tahun kemarin atas gugatan itu kita kalah. Kita kalah, kalah jangan mundur. Kalau kita kalah kemudian kita ragu dan berbelok lagi ekspor bahan mentah sampai kapan pun negara ini tidak akan menjadi negara maju. Itu selalu saya ulang-ulang kepada menteri, biarin kita kalah tapi terus maju," sambung Jokowi.
(dil/ahr)