Batu mulia masih eksis di Kabupaten Wonogiri. Bahkan salah satu perajin di Wonogiri ini mampu menghasilkan karya batu mulia yang menembus pasar internasional.
Perajin batu mulia itu adalah Walyono (57), warga Lingkungan Wates, RT 02/RW 05, Kelurahan Giriwoyo, Kecamatan Giriwoyo. Batu mulia yang ia poles bersama karyawannya jenis obsidian atau batu sintetis.
"Rutin kirim ke luar negeri dua bulan sekali, seperti Jerman dan Swedia," kata Walyono kepada wartawan di rumahnya, Selasa (21/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, batu obsidian itu digarap menjadi berbagai bentuk dan ukuran. Penggarapannya dengan model sentuhan teknik cutting. Batu dipoles sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dipesan pembeli. Di antaranya berbentuk liontin, bola, kubus, marquise, oval, dan diamond.
Baca juga: Siap-siap! Harga Mobil LCGC Akan Naik 5% |
"Orang luar negeri lebih suka batu mulia garapan manual daripada cetakan mesin. Mungkin diambil sisi seninya. Kebetulan kami kan masih menggunakan alat-alat manual," ungkap dia.
Dalam membuat batu mulia, Walyono dibantu enam orang yang semuanya merupakan tenaga ahli. Setiap mengirim produknya ke luar negeri, Walyono memperoleh hasil Rp 20 juta. Pandemi COVID-19 tak menyurutkan pesanannya.
Ia menjelaskan, batu mulia yang digarap itu baru setengah jadi. Sesampainya di tangan pembeli di luar negeri, batu mulia itu akan dipadukan dengan kerajinan perak, menjadi cincin, kalung dan perhiasan lainnya.
"Finishing dan pemasarannya oleh buyer. Saya menyediakan batunya saja. Buyer membeli karya kami hitungannya per milimeter dan tingkat kesulitannya. Rata-rata dipatok Rp 1.200 per milimeter," ujar dia.
Sebelum bekerja sama dengan pembeli luar negeri, Walyono hanya menyuplai pesanan ke pengusaha dalam negeri, dari Jogja hingga Semarang. Setelah dipadukan dengan kerajinan perak, batu mulia itu mulai dipasarkan ke luar.
"Kebetulan saya mendapat kenalan pengusaha perhiasan di luar negeri. Saya dikirimi foto galerinya dan foto-foto batu mulia bikinan saya yang sudah jadi dan siap dipasarkan. Di luar negeri harganya jauh lebih mahal," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Selain melayani pesanan dari luar negeri, Walyono juga melayani pesanan lokal baik partai kecil atau partai besar. Untuk biaya servis cutting dibanderol Rp 25.000. Sedangkan untuk servis batu mulia model polos dipatok Rp 15.000.
"Kalau lokal yang sering pesan itu dinas-dinas di Wonogiri. Biasanya untuk suvenir. Kerap juga dapat orderan dari Museum Sangiran, Sragen," papar dia.
Proses cutting dikerjakan oleh tenaga ahli. Sebab proses itu yang paling rumit. Untuk menjadi tenaga ahli, butuh pengalaman setahun bekerja agar terampil dan teliti. Jika sudah ahli, satu orang bisa mengerjakan sekitar 10 buah batu mulia per hari.
Keterampilan Walyono dalam membuat batu mulia diawali dengan bekerja di UBIBAM (Unit Bina Batu Mulia) Desa Sejati Kecamatan Giriwoyo pada 1992-2004.
"Setelah keluar dari UBIBAM saya usaha sendiri bikin rumah kerajinan batu mulia. Alhamdulilah bisa berjalan sampai sekarang," pungkas Walyono.