Bank Indonesia mencatat ada Januari 2023, inflasi Jawa Tengah sebesar 0,32 persen (mtm/month to month), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yaitu 0,34 persen (mtm). Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, menjelaskan faktor turunnya inflasi di Jateng salah satunya yaitu harga bahan bakar terutama sektor nonsubsidi yang turun.
"Penurunan inflasi disebabkan oleh inflasi komponen Administered Price (AP) yang dipengaruhi oleh penurunan harga bensin seiring dengan penyesuaian harga untuk beberapa jenis bensin terutama nonsubsidi. Lebih lanjut, penurunan komponen AP juga dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara. Penurunan ini sejalan dengan harga avtur dunia yang mulai melandai serta adanya penambahan jumlah dan rute maskapai pesawat seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat pasca pandemi," jelas Rahmat di kantornya, Jumat (10/2/2023).
Penurunan inflasi di Jawa Tengah tertahan dengan harga pangan yang naik. Beberapa komoditinya antara lain beras, cabai, dan bawang merah. Kenaikan harga itu juga dipengaruhi belum masuknya masa panen.
"Kenaikan beberapa komoditas strategis, seperti beras, aneka cabai, dan bawang merah menahan penurunan inflasi yang lebih dalam. Peningkatan harga pada komoditas-komoditas dimaksud disebabkan belum masuknya masa panen komoditas beras dan curah hujan yang tinggi yang berdampak pada komoditas hortikultura," jelasnya.
Dari data paparan BI Jateng disebutkan kelompok barang dan jasa makanan, minuman, dan tembakau memiliki bobot inflasi terbesar di Jateng yaitu 25,18 persen. Untuk inflasi tahunan Jawa Tengah mencapai 5,51 persen (year on year/yoy).
"Realisasi tersebut merupakan yang terendah ketiga setelah DKI Jakarta dan Banten," ujar Rahmat.
Dalam data yang disampaikan, inflasi tertinggi di Jawa Tengah secara tahunan ada di Kota Solo. Sedangkan jika perhitungan bulanan maka inflasi tertinggi di Jateng ada di Cilacap.
"Secara tahunan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Solo 6,93 persen. Sementara secara bulanan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Cilacap 0,45," jelasnya.
BI juga menyebutkan soal pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang makin berkembang yaitu tumbuh 5,31 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan 2021 yang sebesar 3,33 persen (yoy).
"Perbaikan ekonomi Jawa Tengah dimaksud terutama didorong oleh peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 3,24 persen," pungkas dia.
Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.
(alg/sip)