Warga Giriloyo, Bantul, Akhyar Muzaki (34) membuat inovasi berupa batik lukis wajah. Batik yang pembuatannya secara manual ini diminati warga Jayapura hingga Singapura dan Korea.
Saat ditemui wartawan, Akhyar menceritakan awalnya ia hendak mencari kerja di luar Giriloyo. Namun akhirnya timbul niatan untuk meneruskan usaha batik tulis ibunya pada 2005.
"Kalau batik tulis sejak ibu kecil, waktu itu kan ibu diberi kepercayaan untuk membuat batiknya Keraton. Terus saya mau cari kerja ke luar, tapi kok waktu itu rasanya ingin merespons usaha ibu saja dan akhirnya saya tekuni," kata Akhyar di workshop-nya, Batik Sidomukti, Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Selasa (7/2/2023).
Berjalannya waktu, Akhyar mencoba berinovasi dengan batik tulis. Berbekal suka melukis, Akhyar mulai melukis wajah pada kain.
"Usaha batik lukis wajah fokus sejak tahun 2013-2014. Saya pilih batik lukis wajah itu karena ada tantangan tertentu dan tidak mudah dijiplak. Karena pasti ada karakter goresannya, dan dari hobi juga sih," ujarnya.
Saat awal-awal menekuni batik lukis wajah, Akhyar mengaku kesulitan. Menurutnya hal tersulit adalah menentukan pola batik lukis itu sendiri.
![]() |
"Untuk pola sangat susah, kita perlu 2-3 tahun baru menemukan spesifikasi yang matang. Nah sekarang untuk membuat pola itu hanya perlu waktu antara 2-3 minggu," jelasnya.
Akhyar menggunakan pewarna batik yang ramah lingkungan dan tidak mengubah tekstur kain. Pengerjaannya cukup memakan waktu.
"Untuk produksi lama, sebulan paling 30-40 batik lukis wajah itu sudah banyak. Tapi kalau hujan produksi jadi melambat, karena kan tempatnya juga belum sebesar pabrik," ucapnya.
"Harga satu karya dibanderol dari Rp 750 sampai Rp 2 juta. Tapi kembali lagi, semua itu tergantung tingkat kesulitan, motif, dan materialnya. Selain itu kita pakai tiga kali penguncian agar warna benar-benar matang dan tidak luntur bahkan pakai pemutih tidak akan luntur," lanjut Akhyar.
![]() |
Terkait pemasaran, Akhyar mengatakan condong ke sistem offline. Pasalnya sinyal internet di wilayahnya sangat sulit.
"Penjualan dari teman ke teman karena di sini sinyalnya susah karena di perbukitan, merespons WhatsApp saja lama," ujarnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.