Tanaman cabai di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, diserang patek atau busuk buah. Akibatnya para petani terpaksa melakukan panen dini untuk mengurangi kerugian.
Seperti dialami petani di Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Cabai yang belum memerah banyak yang mulai membusuk akibat diserang hama. Cabai-cabai yang kondisinya masih bagus dan segar akhirnya dipetik lebih awal.
"Ini terkena hama patek. (Akibatnya) Ini ya tidak punya hasil, (padahal) saat ini harga cabai tinggi, ini bisa laku paling-paling Rp 80 ribu. Yang bagus-bagus ya dijual, sedikit-sedikit biar ada hasilnya," kata Suwanto, petani cabai warga Dukuh Tegalsari, Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, ditemui di sela-sela memanen cabai di ladangnya, Senin (9/1/2023).
Dikatakan dia, hama patek ini menyerang tanaman cabai sejak sekitar satu bulan terakhir. Cabai yang semula terlihat segar kemudian membusuk hingga akhirnya mengering dan tidak bisa dipanen.
Hama patek menyerang saat tanaman cabai miliknya siap untuk dipanen. Berbagai upaya dilakukan namun tidak ada hasilnya.
Agar tidak merugi terlalu banyak dirinya memilih memanen lebih awal. Cabai yang kondisinya masih baik pun dipetik.
Dia pun mengaku pasrah dengan kondisi ini. Hasil panen tidak maksimal dan merugi. Panen berkurang banyak, padahal harga cabai saat ini sedang tinggi yaitu berkisar Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram di tingkat petani..
"Sebabnya apa belum tahu, hama cabainya ini apa belum tahu. Ya rugi, tanam sedikit saja tidak berhasil," keluhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jianto, mengakui memang ada tanaman cabai yang diserang hama. Namun berapa luasannya pihaknya belum mendapat laporan.
"Ini kan (cuaca) ekstrem ya, habis panas terus hujannya kenceng sekali, hawanya dingin sekali itu kalau cabai seperti itu," katanya.
Dia mengaku telah mendengar keluhan dari petani. Namun pihaknya belum menghitung luasan lahan pertanian cabai yang diserang patek.
"Yang jelas setiap ada laporan pasti kami langsung menindaklanjuti, apakah itu dengan pestisida atau dengan pemberantasan yang ramah lingkungan," tandasnya.
(ahr/dil)