Pemerintah akan membangun flyover dan semi underpass di Simpang Canguk, Kota Magelang. Proses pembayaran pembebasan lahannya sudah berlangsung 90 persen.
Ketua RW 21 Kelurahan Rejowinangun Utara, Bambang Kurniawan mengatakan ada sekitar 80-an warganya yang terdampak pembangunan flyover dan underpass ini. Jumlah bidangnya lebih dari 100.
"Sini 5 RT yang kena itu RT 1, 2, 3, 4. Terdampak 50 persen RT 1 dan 3," kata Bambang saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembayaran uang ganti rugi telah dilakukan pada Jumat (17/12). Harga per meter tanah bangunan terdampak antara Rp 6,1 juta sampai Rp 6,5 juta.
"Luas 310 meter persegi. Alhamdulillah sudah selesai. (Secara) Global dapat Rp 2,2 miliar," ujarnya.
Menurutnya, proyek flyover dan underpass Canguk tidak ada penolakan. Semua warga disebutnya menerima penawaran dari pemerintah. Selain rumah warga, ada juga fasilitas umum berupa masjid yang terdampak.
"Terus terang di sini kondusif, nggak ada (masalah), semua menerima. Dari NJOP lebih tinggi (harganya), dua kali lipat plus bangunan," tutur Bambang.
Bangunan Masjid Terdampak
Masjid Jamiatur Rochmah Canguk Kota Magelang terdampak pembangunan flyover dan semi underpass. Masjid berada di pinggir jalan Magelang-Semarang di kawasan Canguk. Jika dari arah Terminal Tidar, masjid berada di sisi kiri kanan.
"Masjid Jamiatul Rochmah yang di pinggir jalan, kena separuh. Pindah di belakangnya, tadi saya ngomong-ngomong sama mewakafkan (tanah)," kata Bambang.
Terkait nantinya masjid tersebut dibangun ulang pemerintah atau diberi ganti rugi, pihaknya belum mengetahuinya.
"Saya belum tahu soal pergantian masjid ini mau diganti dana atau dibangunkan. Warga minta sebelum ada flyover dikeruk, masyarakat minta masjid sudah dibangun, ora ketung (meskipun) berapa persen. Jadi ibadah tidak terganggu," jelasnya.
Salah satu warga, Arif Wahyu mengatakan tanah warisan dari kakek dan neneknya seluas 6.000-an meter persegi, sekitar 200 meter persegi diwakafkan untuk pembangunan masjid.
"Ini rencana besok dikaveling, ada sedikit wakaf masjid. Luas masjid kurang lebih 200 meter," katanya.
Terpisah, Sekda Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan pembebasan tanah dari 109 bidang sudah selesai 90 persen. Sisanya masih dalam proses.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Pengadilan Negeri. Apabila nanti belum ada kesepakatan uang titipkan di Pengadilan Negeri sebagai konsinyasi," kata Joko.
Menurut Joko, awal Januari 2023 akan dilakukan lelang. Dalam pembangunan ini jalur dari arah Semarang-Jogja maupun sebaliknya melalui jalur atas. Kemudian dari arah Nambangan (Kota Magelang) menuju Tegalrejo (Kabupaten Magelang) melalui bawah.
"Awal Januari dilelang. Pembayaran pembebasan tanahnya sudah 90 persen," kata Joko.
Dihubungi terpisah, Ketua Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah, Devi Alcitra Candra mengatakan rencana lelang pada Januari 2023. Direncanakan mulai Maret 2023 proses pembangunan dimulai.
"Rencana kita lelang Januari 2023. Kurang lebih (Maret dimulai)," ujar Devi dalam pesan singkatnya.
(rih/dil)