Perajin Brebes Kembangkan Batik Mangrove, Pamerkan Corak Bernuansa Pesisir

Perajin Brebes Kembangkan Batik Mangrove, Pamerkan Corak Bernuansa Pesisir

Imam Suripto - detikJateng
Minggu, 04 Des 2022 14:56 WIB
Batik motif mangrove produksi para perajin di Brebes, Jawa Tengah.
Batik motif mangrove produksi para perajin di Brebes, Jawa Tengah. Foto: Imam Suripto/detikJateng
Brebes -

Batik merupakan produk kerajinan khas Indonesia yang kaya corak. Masing-masing daerah pun memiliki ciri khas tersendiri, tergantung dari budaya dan lingkungan sekitar.

Di Brebes, Jawa Tengah, sekelompok perajin batik warna alam pesisiran Dewi Mangrove Sari Dukuh Pandansari, Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes mengembangkan berbagai corak yang bernuansa alam khas kawasan pantai.

Corak batik pesisiran ini diciptakan sebagai ciri khas batik mangrove Brebes. Beberapa corak yang paling banyak dibuat adalah corak hutan mangrove.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tampilan batik pesisiran ini terkesan sederhana, yakni dengan warna dasar agak gelap. Warna dasar itu dipadu gambar bercorak, ikan, perahu, riak ombak, dan burung pantai.

Ada pula batik corak hutan mangrove, yang didominasi lukisan aneka daun pohon pohon hutan pantai, seperti bakau, api api, corak kerang kerang laut dan lainnya. Mereka juga memproduksi corak batik lain, yang banyak di jual di pasaran.

ADVERTISEMENT

Ketua Kelompok Batik Warna Alam Dewi Mangrove, Ranimpen (52) menjelaskan, batik corak nuansa alam pesisiran diciptakan agar batik mangrove Brebes memiliki ciri khas tersendiri.

Meski tampilan terkesan sederhana, namun corak batik ini cukup banyak disuka para penggemar batik. Apalagi, proses pembuatannya menggunakan bahan pewarna alami dari pohon pohon sekitar wilayah pesisir.

Dia mengaku, batik mangrove sudah pernah menembus pasar Jepang. Beberapa waktu lalu, kelompok perajin batik ini menjual 300 lembar ke Negeri Sakura. Konsumen dari Jepang, kata Ranimpen, suka produk tersebut karena tidak menggunakan bahan sintetis.

"Memang dalam mewarnai batik kami gunakan sumber alam yang ada sini. Pohon pohon, semak semak dan tanaman perdu di wilayah pesisir bisa menghasilkan warna. Nah pembeli dari Jepang suka dengan yang alami," tutur Ranimpen, Kamis (1/12/2022).

Harga batik mangrove di halaman berikutnya

Soal harga, Ranimpen menjelaskan, tiap lembar batiknya dibanderol Rp 300 ribu. Dia memberikan alasan, harga tersebut disesuaikan dengan lama pembuatan dan jaminan pewarna alam yang dipakai.

"Satu lembar batik dibuat selama satu minggu dengan cara digambar dengan tangan. Kemudian warnanya memang serba alami. Jadi harga yang kami patok Rp 300 ribu," lanjut Ranimpen.

Bagi penggemar kain batik, hadirnya batik warna alam dapat menghadirkan nuansa tersendiri. Shintya Sandra Kusuma (27) wanita penggemar batik mengaku sangat tertarik dengan batik mangrove ini. Wanita ini pun langsung memborong beberapa lembar batik untuk koleksinya.

"Kalau dilihat dari fisiknya terasa berbeda. Karena pakai bahan alami, terasa lebih adem du kulit, dibanding pakai bahan kimia. Untuk coraknya juga unik ya, ada nuansa alam pantai, daun daun hutan yang mencirikan suasana alam," jelas Shintya.

Sebagai penyuka batik, Sintya mengatakan agar pemasarannya lebih dikembangkan.

"Misal, dibuat outlet batik mangrove di berbagai lokasi, seperti rest area, lokasi wisata pantai, toko toko yang menjual kain batik dan online shop," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ahr/apl)


Hide Ads