Mentan Yasin Limpo Sebut Produksi Padi 2022 Tertinggi Sejak RI Berdiri

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Rabu, 09 Nov 2022 16:51 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat meninjau tempat penggilingan padi milik Gapoktan Panca Manunggal, Sogan, Wates, Kulon Progo, Rabu (9/11/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Kulon Progo -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut produksi padi di Indonesia pada tahun 2022 mengalami kenaikan. Bahkan ia menyebut produksi padi tahun ini menjadi yang tertinggi sejak Indonesia berdiri.

"Saya kira petani kita udah berkeringat, petani kita sudah berpeluh ya, luar biasa dan kita tersedia makan yang cukup selama 3 tahun, bahkan kita tidak impor beras selama 3 tahun. Nah sekarang hasilnya 2022 ini hasil yang paling tinggi dari selama Republik ini ada, produksinya paling tinggi," ujar Mentan Yasin dalam kunjungan kerja di penggilingan padi milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Panca Manunggal, Sogan, Wates, Kulon Progo, Rabu (9/11/2022).

Hal ini merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) di mana produksi padi pada 2022 diperkirakan mencapai 55,67 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebesar 1,25 juta ton GKG atau 2,31 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang berkisar 54,42 juta ton GKG. Adapun produksi padi di 2020 sebesar 54,65 juta ton GKG.

Yasin mengatakan tingginya produksi padi tahun ini tak lepas dari hasil kerja keras seluruh petani di Indonesia. Adapun hasil panen petani, bakal diserap oleh Depot Logistik (Dolog) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) yang ada di seluruh daerah.

"Ini tandanya kita memiliki kemampuan, petani kita bekerja keras, dan ada Pemerintah yang diwakili oleh Dolog, Bulog, yang menyerap tentu tidak semua. Bulog itu adalah tangan-tangan pemerintah yang ikut menyanggah agar betul-betul produksi kita terbeli dengan baik," ujarnya.

Selain produksi yang tinggi, Mentan Yasin juga menyebut bahwa harga jual beras hasil pengolahan padi dari petani saat ini tergolong cukup baik. Dari data yang dimiliki Kementan, rata-rata harga jual komoditas ini berkisar Rp 9.700.

"Harganya Rp 9.700. Ini normal banget sih, kalau untuk saya senanglah," ucapnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...




(rih/aku)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork