Mobil bekas mengalami penyusutan nilai atau depresiasi tiap tahun. Buat bapak-bapak yang sedang berencana menjual mobil bekasnya, jangan asal buka harga dulu. Berikut tips untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melepas mobil bekas kesayangan Anda.
1. Kenali Faktor Penurunan Harga Mobil Bekas
Dilansir detikOto, setidaknya ada tiga hal yang memengaruhi depresiasi harga mobil. Hal itu disampaikan oleh General Manager Carsome Indonesia, Delly Nugraha, dalam suatu diskusi virtual, beberapa waktu lalu.
"Pertama adalah brand atau tipe-tipenya. Apakah dia termasuk brand terlaris atau tipe terlaris. Kedua, performance atau kinerja mobil ini, apakah mesinnya besar, apakah bahan bakar yang digunakan cukup populer, bagaimana konsumsinya, jadi kinerja ini juga akan menentukan," kata Delly dikutip dari detikOto pada Kamis (13/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketiga, akan dipengaruhi juga di mana area mobil ini dipakai atau dijual," imbuh Delly.
2. Rata-rata Penyusutan Harga Mobil Jepang
Menurut Delly, mobil-mobil populer dan memiliki brand kuat seperti mobil Jepang biasanya akan mengalami depresiasi harga 10% per tahun.
"Itu kita berpatokan sama rata-rata diskon yang dikasih oleh dealer mobil Jepang. Depresiasi harga itu akan berbeda kalau masuk ke merek-merek yang non-Jepang, seperti merek mobil Amerika atau Eropa itu akan berbeda," ungkap Delly.
3. Tergantung Asal dan Dijual ke Mana
Selain berpatokan pada brand atau tipe terlaris mobil, penyusutan nilai atau harga mobil juga dipengaruhi oleh asal wilayah mobil tersebut dan ke daerah mana akan dijual.
"Contoh, mau jual Toyota Fortuner VRZ tahun 2016 (pelat Jakarta), mungkin dibeli sama dealer mobil bekas atau makelar-makelar di Jakarta dengan harga antara Rp 340 juta-Rp 350 juta misalnya. Tapi kalau Anda iseng, dan menawarkan ke konsumen yang ada di, katakanlah Semarang, dihargainya pasti lebih rendah," ujar Delly.
4. Sebab Mobil Jakarta Ditawar Murah
Delly menambahkan, pasar mobil bekas di Semarang punya cara pandang yang berbeda dalam melihat stok mobil di Jakarta.
"Mereka (pasar mobil bekas di Semarang) melihat mobil Jakarta itu mobil capek, kena macet, atau kena banjir. Jadi tiga faktor ini yang membuat perbedaan dalam depresiasi mobil," jelas Delly, dikutip dari detikOto.
"Mobil brand jenis, tipe, dan tahun yang sama, bisa berbeda depresiasinya di masing-masing area. Itu yang terjadi. Di Jogja, Avanza tahun 2010 masih banyak berkeliaran. Nah depresiasinya nggak terlalu jauh, karena itu sangat diminati," kata Delly mencontohkan.
"Tapi kalau Anda ke Surabaya itu mungkin yang banyak justru (mobil) Honda, jadi mobil Honda depresiasinya tidak terlalu banyak," pungkas dia.
(dil/apl)