Saat Kasus Sambo Tertuang dalam Lukisan Batik Karya Perajin Kulon Progo

Saat Kasus Sambo Tertuang dalam Lukisan Batik Karya Perajin Kulon Progo

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Rabu, 31 Agu 2022 17:14 WIB
Proses pembuatan lukisan batik Sambo di Sembung Batik, Kulon Progo, DIY, Rabu (31/8/2022).
Proses pembuatan lukisan batik Sambo di Sembung Batik, Kulon Progo, DIY, Rabu (31/8/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng.
Kulon Progo -

Pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J yang menyeret Irjen Ferdy Sambo memantik keprihatinan banyak kalangan, termasuk para perajin batik di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pembatik pun membikin sejumlah lukisan bertemakan kasus ini sebagai bentuk ekspresi seni.

Lukisan ini berisi simbol-simbol metafora terkait kasus Sambo. Mulai dari motif pembunuhan, keterkaitan Sambo dengan jaringan judi, hingga harapan agar Polri bisa transparan dalam mengusut kasus ini.

Total ada 14 lukisan "Sambo" hasil karya dua perajin batik yaitu Fikky Ananda dan Bayu Permadi. Lukisan yang dibuat dengan teknik batik tulis ini dipamerkan di Sembung Batik, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fikky Ananda mengatakan ide awal pembuatan karya ini terinspirasi dari kasus yang mencoreng citra kepolisian tersebut. Fikky merasa prihatin karena kasus ini mencuat di tengah momen HUT ke-77 RI.

"Ide awalnya terinspirasi dari kasus yang ada di masyarakat sekarang ini, yang tengah diperbincangkan heboh banget ya, karena satu hal yang sebenarnya harusnya nggak ada di momen bulan Kemerdekaan kita sekarang ini. Tapi ternyata kasus itu malah lebih mendominasi isu-isu yang ada di luar sampai trending berkali-kali, sampai sekarang pun masih trending," ucap Fikky saat ditemui di lokasi pameran, Rabu (31/8/2022).

ADVERTISEMENT

Karena itu Fikky merasa tertantang untuk ikut menyuarakan aspirasinya sebagai pelaku seni. Sehingga terciptalah 14 karya, berlatar hitam putih dan merah putih sebagai bentuk kritik, saran dan dukungan kepada kepolisian bisa menuntaskan kasus ini.

Karya yang ditampilkan dalam pameran lukisan batik Sambo di Sembung Batik, Kulon Progo, DIY, Rabu (31/8/2022).Karya yang ditampilkan dalam pameran lukisan batik Sambo di Sembung Batik, Kulon Progo, DIY, Rabu (31/8/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

"Sebagai pelaku seni kaya tertantang gitu lho, gimana sih upaya untuk mendukung Polri supaya bisa menuntaskan kasus ini, terciptalah karya-karya seperti ini, ada yang tentang ngomongin motif-motif yang menginspirasi mungkin kayak perjudian, narkoba, bintang, percintaan, terus prostitusi. Karena saya collab dengan temen saya, temen saya juga menggambarkan tentang kejadian-kejadian yang dia itu berlindung di payung hukum. Jadi seharusnya orang yang menegakkan keadilan tetapi malah memberantas keadilan itu sendiri," bebernya.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya...

Hal senada disampaikan Bayu Permadi. Dia juga menyebut bahwa lewat karya ini, diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri yang rusak imbas kemunculan kasus Ferdy Sambo.

"Sebenarnya ide awal dari pembuatan karya ini adalah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo, di situ saya terinspirasi untuk membangkitkan marwah polisi, membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian Indonesia, biar masyarakat itu kembali percaya sepenuhnya terhadap kepolisian," terangnya.

"Karena secara tidak langsung kasus pembunuhan inisial J yang dilakukan Ferdy Sambo itu membuat down marwah kepolisian, oleh sebab itu saya bersama kawan-kawan saya pengin membuat salah satu karya batik dengan proses batik tulis yang kita gunakan untuk sarana edukasi, sarana pencetusan sebuah ide yang untuk membangkitkan marwah kepolisian kembali utuh lagi," imbuhnya.

Belasan lukisan itu dibuat secara simultan dan memakan waktu hingga satu pekan. Dalam prosesnya, perajin tidak menemui kendala berarti, karena teknisnya seperti membuat batik tulis biasa.

"Kalau untuk kesulitannya sebenarnya tidak ada. Hanya kita seperti batik-batik standar, cuma kita konsepnya saja yang kita perdalam, konsepnya yang kita per detail, biar batik ini memiliki makna tersendiri untuk sebuah karya yang bisa untuk monumen di tahun-tahun yang akan datang," jelas Bayu.

Karya yang ditampilkan dalam pameran lukisan batik Sambo di Sembung Batik, Kulon Progo, DIY, Rabu (31/8/2022).Karya yang ditampilkan dalam pameran lukisan batik Sambo di Sembung Batik, Kulon Progo, DIY, Rabu (31/8/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Disinggung soal ada tidaknya rencana menjual lukisan-lukisan ini, Bayu tidak menampik hal itu jika memang ada yang berminat. Namun, Bayu memastikan untuk sekarang, ia ingin agar lukisan itu tetap di Sembung Batik sebagai monumen pengingat hebohnya kasus Sambo.

"Kalau untuk karya ini sementara kita pameran di sini selama tiga hari, dari akhir Agustus sampai awal September itu rencana kalau ada orang yang mau membeli ya kita persilakan, tapi kita tidak ada patokan karya ini kita jual, hanya sebatas kita untuk sebagai alat bicara kita, kita sebagai temen-temen seniman biar menjadi sebuah istilahnya pengingat," ujarnya.



Hide Ads