Harga telur di Kabupateng Semarang mengalami penurunan sebesar Rp 1.000 per kilogram. Hanya saja penurunan tersebut masih dianggap konsumen cukup kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu.
Para pembeli pun masih menilai harga terlu mahal lantaran bersaing dengan harga daging yakni di kisaran Rp 30 ribu. Salah seorang pedagang telur di pasar Jimbaran, Kabupaten Semarang, Lukman (40) mengatakan harga telur belum mengalami penurunan yang berarti. Menurutnya jika ada kenaikan harga, biasanya akan turun dan menuju normal pada akhir bulan.
"Iya, turun sih tapi cuma Rp 1.000 , masih mahal. Udah dua minggu lebih ini naiknya, dari pertengahan bulan. Biasanya akhir bulan udah turun lagi, tapi ini masih belum bisa nurunin harga. Dari sananya (peternak) masih mahal, kita jualnya per hari ini Rp 30 ribu," ujar Lukman kepada detikJateng di Pasar Jimbaran, Bandungan, kabupaten Semarang, Rabu (31/8/2022).
Ia mengaku mengalami kerugian karena konsumen banyak yang mengurangi jumlah pembelian, bahkan tidak jadi membeli karena harga masih mahal.
"Ya jelas rugi. Kalau yang pelanggan tetap itu ya tetep beli di kami, tapi ya jumlahnya dikurangi setengahnya. Kalau biasanya beli 1 peti jadi setengah, belinya 5 kilogram gitu. Kalo yang pembeli biasa juga kadang enggak jadi beli," jelasnya.
Hal yang sama dirasakan oleh Afifah (32), salah satu penjual sembako di Pasar Jimbaran. Ia mengaku dalam tiga hari terakhir hanya mampu menjual 7 kilogram telur ayam saja.
"Kemarin itu, kapan hari harganya di kami bisa sampai Rp 32 ribu, kita kan jadi takut kulak banyak, jelas pasti nanti tidak laku. Mau nurunin harga, tapi pas kulakan harganya udah mahal. Ini aku tiga hari ini belum habis 1 peti itu masih ada 3 kilo sisanya, itu tak kasih harga Rp 31 ribu soalnya sisa stok kemarin," jelas Afifah.
Selain telur ayam yang harganya masih tinggi Afifah mengatakan untuk harga bahan pokok lainnya masih stabil.
"Kalo yang lain aman, masih stabil, beras satu liter Rp 9-10 ribu, kalo tepung juga sama Rp 10-13 ribu sekilonya, kan ada yang curah ada yang kemasan. Minyak perliter juga sama Rp 14-17 ribu tergantung mereknya," imbuhnya.
Nur (41) seorang ibu rumah tangga turut mengeluhkan harga telur yang belum turun ini, ia mengaku harus pintar-pintar mengatur uang belanja mingguannya. Menurutnya harga telur sekarang menyaingi harga daging ayam.
"Memang telur ini bikin kita harus pinter atur duit belanja ya, pas minggu kemarin itu ya mahal banget sampai Rp 32.000. Nyaingi harga ayam. Harga telurnya emang menyiksa tapi harus tetap beli telur soalnya anak sama suami ndak doyan daging ayam," keluhnya.
Baca penjelasan peternak ayam petelur di halaman selanjutnya...
(apl/ahr)