Beredar postingan di TikTok yang menunjukkan sebuah mesin ATM milik bank swasta 'menolak' uang rupiah baru tahun emisi 2022 saat hendak disetor tunai. Postingan itu pun viral. Begini penjelasan dari Bank Indonesia (BI).
Kronologi ATM 'Tolak' Uang Baru
Dilansir detikFinance, postingan itu diunggah oleh akun TikTok @Kang****. Dalam postingannya, pemilik akun itu mencoba menyetor tunai empat lembar uang rupiah baru pecahan Rp 100.000. Tak lama kemudian, setelah mesin ATM menutup dan memproses setor tunai tersebut, muncul pesan di layar bertuliskan "Silahkan Ambil Uang Anda".
Walhasil, pemilik akun TikTok itu mengambil kembali empat lembar uang baru pecahan Rp 100.000 miliknya. Hingga kini, video tersebut telah ditonton sekitar 1,2 juta kali, disukai 38,5 ribu kali, dan dikomentari 536 kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam postingan tersebut, beberapa warganet pun berkomentar. "Biasanya mesinnya harus diupdate ka,berarti untuk uang baru, ada kode yang belum bisa dibaca di mesin ATMnya" tulis akun @M*g******* di kolom komentar.
Ada juga warganet yang membagikan pengalamannya saat menyetor tunai uang baru. "Gw baru tadi pagi bisa bang tapi BCA yaaa gak tau bank lain", tulis akun @sh*****. Kemudian, pemilik akun TikTok @Kang**** membalas komentar itu. "Saya ini BCA, di kota Bandung, sudah coba 2 kali, tetap nggak bisa masuk, mungkin belum update semua", tulisnya.
Penjelasan Pihak Bank Indonesia
Menanggapi hal itu, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, mengatakan Bank Indonesia saat ini terus berupaya untuk mendistribusikan uang rupiah TE 2022 ke seluruh wilayah di Indonesia. Menurut dia, bank-bank baru melakukan penarikan uang baru di BI pada Senin (22/8) lalu.
"Kami serahkan kebijakan ke perbankan untuk pengedarannya. Termasuk untuk pengisian di ATM bank masing-masing," kata Marlison Hakim, Kamis (25/8/2022), dikutip dari detikFinance.
Marlison menjelaskan, ada kemungkinan saat ini bank-bank sedang menghabiskan stok ketersediaan uang existing untuk pengisian di mesin-mesin ATM.
"Setelah itu baru diisi dengan uang baru, atau bisa juga dicampur. Jadi sepenuhnya kami serahkan ke kebijakan masing-masing bank sesuai ketersediaan yang ada," ujar Marlison Hakim.
(dil/rih)