Dikutip dari detikFinance yang mengutip situs Hyundai Indonesia, Sabtu (9/7/2022), membeli BBM dengan dua metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Penting diingat untuk jeli memastikan jumlah BBM yang dibeli dengan yang masuk ke tangki.
Pada dasarnya membeli BBM dengan menggunakan patokan nominal rupiah lebih mudah ketimbang menggunakan jumlah liter. Sebab, membeli BBM per liter kadang membuat repot karena ada pecahan kecil.
Misalnya saja jika harga bensin Rp 7.350 per liter, Sedulur harus menyiapkan uang receh atau petugas SPBU harus menyiapkan uang kembalian. Sebaliknya jika membeli dengan takaran nominal rupiah akan lebih mudah dan mempercepat transaksi, misalnya dengan pecahan Rp 50-100 ribu.
Tips agar tak dicurangi saat isi bensin
1. Pantau meteran BBM
Transaksi dengan takaran nominal rupiah ini rawan kecurangan. Sehingga Sedulur perlu memperhatikan proses pengisian BBM dari awal hingga akhir.
2. Minta struk BBM
Setelah itu, mintalah struk transaksi agar bisa dilihat apakah uang yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah takaran liter BBM yang dibeli. Sebab, dengan patokan nominal rupiah jumlah bensin yang disalurkan ke tangki mboil tidak bulat dalam liter.
Sementara itu dengan patokan jumlah liter akan memudahkan pemantauan pada saat pengisian BBM. Namun, hal ini kadang menyulitkan saat proses pembayaran karena harga BBM per liter memiliki pecahan kecil.
3. Lakukan pembayaran nontunai
Salah satu cara untuk mempercepat transaksi, Sedulur bsia menggunakan pembayaran nontunai alias menggunakan kartu debit atau kredit. Namun, cara ini hanya bisa dilakukan pada SPBU yang sudah melayani transaksi nontunai.
4. Siapkan pecahan uang kecil
Untuk perjalanan ke luar kota jangan lupa siapkan pecahan uang kecil di mobil. Hal ini dibutuhkan jika SPBU di luar kota belum melayani transaksi nontunai.
(ams/ams)