Aktivitas di Pasar Hewan Kajen, Kabupaten Pekalongan, sepi jelang Idul Adha 2022. Pedagang juga curhat harga sapi turun.
Petugas Pasar Hewan Kajen, Eko Priyatno, mengatakan Pasar Hewan Kajen buka tiap hari Rabu. Pantauan siang ini, hewan yang dibawa pedagang menurun jika dibandingkan dengan pasaran sebelumnya. Padahal hari ini adalah pasaran terakhir Pasar Kajen buka sebelum Idul Adha.
"Untuk pasar Rabu Pasar Hewan Kajen ini, walaupun menjelang hari raya (Idul Adha), saya amati keramaiannya di bawah standar di bawah hari biasa. Padahal menjelang hari kurban. Sejauh ini masih di bawah 200 ekor. Kalau hari biasa, jam segini sudah 250 ekor lebih. Apalagi kalau menjelang hari raya kurban sudah di atas 400 ekor," kata Eko saat ditemui detikJateng di Pasar Hewan Kajen, Rabu (6/7/2022) pukul 10.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eko, kondisi itu diduga akibat adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Meskipun hewan yang masuk ke Pasar Hewan Kajen siap jual dan sehat.
"Yang masuk sini ya harus hewan sehat, siap jual malah sebelum masuk dilakukan pemeriksaan oleh petugas dan penyemprotan antiseptik, sebagai antisipasi PMK," jelasnya.
Kurang bergairahnya aktivitas di Pasar Hewan Kajen dirasakan oleh salah seorang pedagang sapi, Ainun Najib (32).
"Saat ini sepi, menurun drastis. Menurunnya dari segi harga juga menurun, dari penjualan pun menurun. Yang tahun kemarin, (bisa jual) 85 ekor, sekarang sampai hari ini saja masih 52 ekor, tidak sampai malah," kata Ainun.
Ainun mengungkapkan harga sapi turun sekitar Rp 500 ribu-Rp 1 juta per ekornya.
"Pada takut kena PMK. Padahal, hewan yang dijual jelas sehat. Harga juga turun dari harga biasanya, bukan harga menjelang lebaran kurban lho. Saat ini saya jual sapi lokal nggak laku jika dijual Rp 17 juta. Turun Rp 1 juta, itu pun susah jual," jelasnya.
Sementara itu, salah satu pembeli, Ahmad Mudzakir (58) mengatakan adanya wabah PMK membuatnya khawatir membeli sapi.
"Ya takut, adanya PMK. Ini saya belum beli, masih lihat-lihat sapi saja. Sama ingin memastikan sehat tidaknya dari dinas terkait," kata warga Pemalang itu.
(rih/ams)