Para pedagang bunga tabur di sekitar TPU Bergota Semarang semringah. Pasalnya, permakaman umum itu pada lebaran tahun ini ramai dikunjungi peziarah sehingga bunga dagangannya laris.
Selama dua tahun belakangan, para pedagang gigit jari lantaran makam itu sepi peziarah akibat pandemi COVID-19.
"Senang sih, sudah bisa aktivitas lagi normal," kata Wiwik (55), seorang pedagang kembang di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota, Randusari, Semarang, Rabu (4/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peziarah disebut mulai ramai sejak H-1 lebaran dan hingga kini masih ada saja peziarah yang datang. Wiwik sendiri berencana terus berjualan kembang hingga H+7 lebaran.
"Kalau lebaran ini jualan terus sampai satu minggu," katanya.
Ramainya peziarah membuatnya bisa mendapat untuk yang cukup lumayan. Dalam sehari dia bisa memperoleh keuntungan sekira Rp 300 ribu.
"Seharian full, paling kemarin dapat Rp 300 ribu, kadang Rp 250 ribu, nggak mesti sih," katanya.
Pedagang lainnya, Sarinah (54) juga merasakan hal yang sama. Kini, dagangannya semakin ramai.
![]() |
Kondisi itu berbeda jauh dibanding dua tahun terakhir. TPU itu benar-benar sepi lantaran adanya larangan mudik saat lebaran.
"Tahun lalu, dua tahun yang lalu itu sepi, nggak ada yang beli," jelasnya.
Kondisi semakin parah lantaran munculnya rumor bahwa TPU Bergota ditutup untuk peziarah. Padahal, TPU tersebut pada saat itu masih tetap dibuka untuk peziarah.
Saat itu, dia terlanjur membeli bunga seharga Rp 750 ribu. Alhasil, bunga yang tidak laku itu akhirnya layu.
Untuk tahun ini, dia kembali bisa merasakan untung dari berjualan bunga di sekitar permakaman. Keuntungannya sehari bisa mencapai Rp 200 ribu.
"Tidak tentu, ya sekitar Rp 200 ribu sehari," katanya.
(ahr/rih)