Solo Ramai Pemudik, Pedagang Kulit Ketupat Tak Dilirik

Solo Ramai Pemudik, Pedagang Kulit Ketupat Tak Dilirik

Ari Purnomo - detikJateng
Minggu, 01 Mei 2022 12:51 WIB
Penjual kulit ketupat di Pasar Nusukan, Kota Solo, Minggu (1/5/2022).
Penjual kulit ketupat di Pasar Nusukan, Kota Solo, Minggu (1/5/2022). Foto: Ari Purnomo/detikJateng
Solo -

Ramainya pemudik Lebaran tahun ini memberikan harapan besar bagi Sarwoko (55), Sunarti (55) dan juga Deni (29). Para penjaja kulit ketupat dari janur itu membayangkan jualannya akan lebih ramai dibandingkan tahun kemarin.

Tahun lalu, saat pemerintah masih melarang mudik, jualan mereka ramai diserbu pembeli. Lebaran kali ini pemerintah sudah memperbolehkan mudik sehingga mereka membayangkan bakal dibanjiri pembeli.

Namun, harapan tersebut ternyata tidak sesuai dengan yang dibayangkan. Para penjual bungkus ketupat yang terbuat dari janur itu justru mengeluh jualannya sepi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun ini jualannya lebih sepi dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, sebelumnya tidak boleh mudik tapi jualan ramai, ini boleh mudik jualan sepi," terang Sarwoko saat ditemui detikJateng di Pasar Nusukan, Solo, Minggu (1/5/2022).

Kakek berusia 55 tahun itu menyampaikan, biasanya menjelang lebaran ia bisa menghabiskan 700 bungkus ketupat hanya dalam waktu kurang dari satu jam.

ADVERTISEMENT

"Sekarang bawa 200 bungkus saja seharian belum juga habis," ucapnya.

Sarwoko berangkat bersama dengan Sunarti dan tetangga lainnya dari Ngemplak, Boyolali. Usai salat Subuh ia bergegas menuju ke Pasar Nusukan dengan harapan jualannya hari ini ramai.

"Tadi berangkat habis Subuh, ya harapannya bisa lebih ramai dari tahun kemarin," tuturnya.

Sepinya pembeli membuatnya harus rela banting harga agar jualannya tetap laku. Setidaknya, bisa kembali modal yang sudah dikeluarkannya.

"Kalau bungkusnya biasanya kalau ramai jualnya Rp 20 ribu untuk setiap ikatnya. Sekarang tawaran pembeli rata-rata hanya Rp 8 ribu. Kemudian untuk yang sudah matang biasanya jual Rp 40 ribu, sekarang hanya Rp 20 ribu," terangnya.

Sepinya kondisi jualan kulit ketupat juga disampaikan Deni. Pria 29 tahun asal Gesi, Sragen, itu bahkan rela menginap di pasar agar tidak bolak-balik ke Sragen.

"Ini sepi, tahun kemarin saya bawa 1.000 bungkus bisa ludes, dan tambah lagi sekarang (yang terjual) tidak sampai separuhnya," ucapnya.




(ahr/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads