Sopir di Solo Sambat Solar Mulai Langka-Pembelian Juga Dibatasi

Sopir di Solo Sambat Solar Mulai Langka-Pembelian Juga Dibatasi

Ari Purnomo - detikJateng
Jumat, 01 Apr 2022 16:45 WIB
Kondisi SPBU yang kehabisan bahan bakar solar, Jumat (1/4/2022).
Kondisi SPBU yang kehabisan bahan bakar solar, Jumat (1/4/2022). (Foto: Ari Purnomo/detikJateng)
Solo -

Sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dikeluhkan sejumlah sopir angkutan di Solo. Selain sulit didapatkan, sejumlah SPBU membatasi pembelian solar sehingga mereka terpaksa berpindah-pindah SPBU demi memenuhi kebutuhan solar.

Salah seorang sopir truk, Joko (47) mengaku sudah kesulitan mendapatkan solar di sejumlah SPBU. Kalau pun tersedia, lanjutnya, pembelian solar juga dibatasi.

"Sudah mulai sulit sejak beberapa waktu lalu, kalau ada belinya juga dibatasi maksimal hanya Rp 150 ribu saja," terang Joko ditemui detikJateng di SPBU Sekip, Kadipiro, Jumat (1/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, lanjut sopir truk material itu, kebutuhan untuk transportasi biasanya sebesar Rp 600 ribu. Jumlah tersebut untuk perjalanan selama tiga hari.

"Kalau saya biasa beli Rp 600 ribu itu untuk tiga hari, kalau dibatasi seperti ini saya harus pindah-pindah SPBU untuk mendapatkan solar," paparnya.

ADVERTISEMENT

Hal yang sama juga diungkapkan oleh sopir bus, Agus. Sopir bus jurusan Solo-Semarang itu mengatakan, dirinya cukup kesulitan mendapatkan solar.

"Bahkan ada yang membatasi hanya boleh beli Rp 50 ribu, lah itu dapat berapa liter," katanya.

Padahal, lanjut Agus, kebutuhan untuk sekali perjalanan Solo-Semarang rata-rata Rp 450 ribu. Ironisnya, kondisi tersebut tidak dibarengi dengan jumlah penumpang diangkut.

"Sudah kondisi penumpang sepi, solar susah didapatkan. Kadang sekali trip hanya mengangkut 8-9 orang saja," paparnya.

Kondisi tersebut, lanjut Agus, jelas membuat pendapatannya juga sangat berkurang. Bahkan, sering kali dirinya harus nombok untuk menutup pembelian bahan bakar atau pun setoran.

"Lah bagaimana, berapapun jumlah penumpangnya kita tetap jalan. Seringkali juga kita minus," paparnya.

Salah seorang pengawas SPBU Sekip, Kadipiro, Heri menyampaikan, untuk kondisi solar sebenarnya tidak ada pembatasan. Hanya saja, memang ada kuota di setiap SPBU.

"Kalau di tempat kami tidak ada pembatasan, beli berapapun tetap dilayani. Hanya saja memang ada kuota atau batasannya, kalau SPBU sudah melebihi kuota maka tidak bisa jualan lagi," katanya.




(aku/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads