Perajin kerupuk, Arizal Umam (33), mengatakan di tingkat eceran ia memperoleh minyak goreng curah dengan harga Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per liternya. Itu pun harus pesan dulu karena stok minyak goreng di wilayahnya langka.
Sebelum mahal dan langkanya minyak goreng, ia mengaku bisa memproduksi 100 ribu kerupuk per hari, bahkan bisa lebih. Namun sejak adanya persoalan minyak goreng, ia hanya mampu memproduksi 30 ribu kerupuk.
Dalam sehari, Arizal mengaku membutuhkan 5-8 jeriken minyak goreng curah, satu jerikennya berkapasitas 18 liter.
"Kalau dihitung literan jatuhnya Rp 22 ribu sampai Rp 23 ribu per liternya. Jadi ya kita sulit. Tidak bisa apa-apa kecuali bertahan dan mundur. Untuk ukuran, dulu sudah dikecilkan. Harga juga sudah naik saat pertama itu, dari Rp 12 ribu menjadi Rp 14 ribu per 100 kerupuk," katanya kepada wartawan, Kamis (24/3/2022).
"Tempat saya masih bertahan. Tidak tahu sampai kapan. Saya perkirakan sampai puasa bertahan. Kasihan juga karyawan-karyawan, mau lebaran," lanjutnya.
Simak foto-foto perajin kerupuk yang masih bertahan digempur persoalan minyak goreng lewat snapshots di atas.
(sip/sip)