Pasangan suami istri (pasutri), Supriyono (68) dan Sugiarti (50), penjual gorengan di Pasar Muntilan, Kabupaten Magelang, hingga kini masih resah. Minyak goreng yang masih langka dan harganya melambung membuat usahanya tidak menentu beberapa waktu terakhir.
Mereka baru saja libur sepekan penuh gegara tak punya stok minyak goreng. Usaha untuk berburu minyak goreng di pasar juga tak membuahkan hasil.
Pasangan itu baru bisa berjualan lagi empat hari terakhir setelah memperoleh pasokan minyak goreng sejeriken dari pedagang sembako langganannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini baru mulai jualan empat hari yang lalu. Sebelumnya libur selama seminggu karena tidak mendapatkan minyak curah," kata Sugiarti saat ditemui wartawan, Senin (21/3/2022).
Kondisi itu membuat mereka terpaksa menaikkan harga jual gorengannya. Harga tempe dan tahu goreng yang semula Rp 1.250 sebiji kini harus naik menjadi Rp 1.500 per biji. Selain gonjang-ganjing harga minyak, pasangan penjual tempe dan tahu goreng itu juga terpukul imbas harga kedelai yang masih tinggi.
Menaikkan harga jual bukan berarti menambah keuntungan. Apalagi, mereka tidak bisa tiap hari berjualan karena menyesuaikan stok minyak goreng yang dimiliki.
"Ini mulai jualan lagi ada minyak goreng satu jeriken. Stok masih dua jeriken yang diperkirakan cukup sampai besok," tuturnya.
Supriyono yang bertugas menggoreng menuturkan mereka berjualan mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Untuk setiap harinya diperkirakan menghabiskan 10 kg minyak goreng.
"Pelanggan (gorengan) banyak. Ini sehari habis 10 kg minyak goreng. Dua hari ke depan belum tahu bisa jualan atau nggak," pungkas Supriyono.
(ahr/sip)