Kenaikan harga minyak goreng (migor) cukup dirasakan oleh para ibu rumah tangga atau emak-emak di Solo. Sebab, kenaikan harga cukup tinggi yakni berkisar antara Rp 3.000 sampai dengan Rp 5.000.
"Harganya naik banyak banget, sebelumnya minyak curah setengah kilo hanya Rp 9.000, sekarang sudah sampai Rp 11.000. Jadi kan sekilonya jadi Rp 22.000 dari harga Rp 18.000," ungkap emak-emak di Solo, Nanik (60), kepada detikJateng, Kamis (17/3/2022).
Lebih parahnya, Nanik melanjutkan, barang juga sulit didapatkan di pasaran. Bahkan, dirinya harus mencari ke beberapa toko kelontong
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah harganya naik, barangnya juga sulit. Tadi sampai ke beberapa warung (toko kelontong), karena satu warung kosong jadi harus cari ke tempat lain," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh emak-emak lainnya, Wahyuni (43). Yuni yang kesehariannya berjualan gorengan cukup merasakan kenaikan harga minyak curah di pasaran.
"Biasanya beli 1,5 liter itu harganya Rp 22.000, sekarang menjadi Rp 27.000," kata Yuni.
Itu pun, sambungnya, ketersediaan minyak goreng curah di pasaran juga cukup sulit didapatkan.
"Di pasar juga sering kehabisan, ada minyak subsidi yang harganya masih Rp 16 ribuan. Tapi harus rela antre berjam-jam, itu pun kalau beruntung bisa dapat," paparnya.
Yuni cukup merasakan dampak dari kenaikan harga minyak goreng curah ini. Mengingat, kebutuhan minyak goreng untuk menggoreng cukup banyak, minimal 3 liter per harinya.
"Ya biasanya belinya 1,5 literan itu, sekarang harganya naik. Jadi ya sangat kerasa, apalagi juga untuk goreng makanan jadi ya cukup terasa," keluh Yuni.
(rih/ams)